Lihat ke Halaman Asli

Jandris Slamat Tambatua

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

Paus Fransiskus: Pentingnya Membangun Jembatan, Bukan Tembok, Antara Pemeluk Agama Yang Berbeda

Diperbarui: 3 September 2024   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya membangun jembatan, bukan tembok, antara pemeluk agama yang berbeda (sumber foto: Instagram @franciscus/Kompas.com)


Sri Paus Fransiskus memandang dialog antaragama sebagai fondasi bagi perdamaian yang berkelanjutan. 


Di dunia yang semakin kompleks dan terkoneksi, perbedaan antarumat beragama sering kali menjadi pemicu ketegangan dan konflik. 

Dalam situasi seperti ini, suara pemimpin agama yang menyerukan perdamaian dan harmoni sangatlah penting. 

Sri Paus Fransiskus, sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia, menjadi salah satu figur yang paling vokal dalam mempromosikan pentingnya dialog antaragama. 

Salah satu pesan utama beliau adalah pentingnya membangun jembatan, bukan tembok, antara pemeluk agama yang berbeda. 

Pesan ini mencerminkan komitmen Sri Paus terhadap perdamaian, persaudaraan, dan penghormatan terhadap keberagaman yang ada di dunia.

Membangun jembatan antarumat beragama adalah langkah penting dalam upaya menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis. 

Dalam berbagai kesempatan, Sri Paus Fransiskus telah menyuarakan pentingnya dialog antaragama sebagai sarana untuk mencapai saling pengertian, mengatasi prasangka, dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan global. 

Beliau menegaskan bahwa keberagaman agama seharusnya menjadi sumber kekuatan, bukan perpecahan. 

Dalam konteks ini, membangun jembatan berarti menciptakan ruang untuk saling mendengarkan, menghargai perbedaan, dan mencari titik temu yang dapat menguntungkan semua pihak.

1. Dialog Antaragama sebagai Fondasi Perdamaian

Sri Paus Fransiskus memandang dialog antaragama sebagai fondasi bagi perdamaian yang berkelanjutan. 

Dialog ini bukan hanya sekadar pertukaran pandangan, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun hubungan yang didasarkan pada rasa saling menghormati dan kepercayaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline