Inovasi dalam pendidikan vokasi untuk meningkatkan keterserapan lulusan di pasar kerja ditinjau dari SDGs ke-8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta SDGs ke-4 pendidikan berkualitas
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, dunia kerja mengalami transformasi yang signifikan.
Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan adaptif semakin meningkat, sejalan dengan tuntutan industri yang terus berkembang.
Di sisi lain, tantangan pengangguran, terutama di kalangan lulusan baru, tetap menjadi masalah serius yang memengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial di banyak negara, termasuk Indonesia.
Untuk menjawab tantangan ini, pendidikan vokasi diharapkan menjadi solusi yang efektif dalam mempersiapkan lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di pasar global.
Pendidikan vokasi dirancang untuk memberikan keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan dalam dunia kerja.
Namun, untuk memastikan bahwa lulusan benar-benar siap menghadapi tuntutan pasar kerja yang dinamis, diperlukan inovasi berkelanjutan dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi.
Inovasi ini tidak hanya terbatas pada aspek teknis atau kurikulum, tetapi juga mencakup integrasi dengan teknologi digital, kolaborasi dengan industri, serta pengembangan soft skills yang esensial.
Dalam konteks global, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas pendidikan (SDGs ke-4) dan menciptakan pekerjaan layak serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif (SDGs ke-8).
Pendidikan vokasi yang inovatif tidak hanya berperan dalam meningkatkan keterserapan lulusan di pasar kerja, tetapi juga dalam mendukung pencapaian target-target SDGs.