Dalam sejarah alfabet, ada satu huruf yang sering terlupakan, yaitu 'ampersand', yang disimbolkan dengan '&'.
Huruf ini memiliki arti 'dan' dan dulunya merupakan bagian dari alfabet sebagai huruf ke-27.
Menurut Encyclopedia Britannica, bunyi dari huruf tersebut dikenal sebagai 'dan per se dan'.
Ampersand memiliki peran penting dalam tulisan dan bahasa, tetapi seiring waktu, penggunaannya lebih sering ditemui sebagai simbol daripada huruf yang berdiri sendiri.
Walaupun kini tidak lagi termasuk dalam deretan alfabet modern, sejarahnya tetap menjadi bagian menarik dari evolusi bahasa.
Sebagai pengingat akan perannya, ampersand masih digunakan luas dalam konteks tertentu, menunjukkan betapa fleksibel dan dinamisnya bahasa kita.
Informasi ini menarik perhatian bagi para peneliti dan pecinta bahasa, yang terus mengeksplorasi bagaimana simbol dan huruf berkembang dari waktu ke waktu.
Ampersand, atau '&', adalah simbol yang kaya akan sejarah dan makna dalam dunia bahasa.
Sebelum berkembang menjadi simbol yang kita kenal saat ini, ampersand sebenarnya adalah bagian dari alfabet dan digunakan sebagai huruf ke-27.
Berasal dari kata Latin "et" yang berarti "dan", ampersand digunakan untuk menggabungkan kata-kata, memberikan efisiensi dalam penulisan dan komunikasi.
Seiring berjalannya waktu, ampersand mengalami perubahan dalam penggunaannya.
Dalam kurikulum pendidikan pada abad ke-19 di Amerika Serikat, anak-anak belajar bahwa setelah Z dalam alfabet, mereka akan menemukan '&', yang kemudian dikenal dengan sebutan 'dan per se dan'.
Seiring modernisasi bahasa, ampersand mulai kehilangan statusnya sebagai huruf independen, tetapi tetap bertahan sebagai simbol yang penting dan fungsional dalam banyak konteks, mulai dari bisnis hingga desain grafis.