Lihat ke Halaman Asli

Jandris Slamat Tambatua

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

Dikira Saingan Bisnis, Ternyata Masih Satu Perusahaan

Diperbarui: 27 Mei 2024   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikira saingan bisnis, ternyata masih satu perusahaan (sumber: bing/AI)

Keberadaan beberapa merek dalam satu perusahaan memungkinkan eksplorasi pasar yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi operasional melalui sinergi sumber daya.

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, tak jarang kita menemukan situasi di mana perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. 

Namun, apa yang terjadi ketika ternyata dua entitas yang kita kira sebagai saingan berat, sebenarnya masih berada di bawah payung yang sama? 

Inilah yang terjadi pada dua merek ternama, yang sering kali dianggap sebagai kompetitor ketat, tetapi faktanya, mereka dimiliki oleh satu perusahaan induk yang sama.

Fenomena ini sering terjadi di berbagai industri, mulai dari otomotif, mode, hingga teknologi. 

Contohnya, di industri otomotif, banyak orang yang mungkin mengira bahwa Lexus dan Toyota adalah pesaing di pasar mobil premium dan reguler. 

Padahal, Lexus merupakan divisi mewah dari Toyota Motor Corporation, dirancang untuk menjangkau segmen pasar yang berbeda namun masih dalam satu perusahaan yang sama.

Contoh lainnya adalah dalam industri mode. Puma dan Adidas kerap dilihat sebagai rival utama dalam pasar sepatu olahraga dan pakaian atletik. 

Kenyataannya, kedua perusahaan ini didirikan oleh dua bersaudara, Rudolf dan Adolf Dassler, dan meskipun sekarang beroperasi secara independen, mereka memiliki akar yang sama dan sering kali berkolaborasi dalam berbagai proyek.

Strategi memiliki beberapa merek di bawah satu perusahaan ini bukan tanpa alasan. 

Dengan memiliki beberapa merek, perusahaan dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas dan beragam. 

Merek-merek tersebut dapat memiliki identitas, gaya, dan strategi pemasaran yang berbeda, namun tetap memberikan keuntungan finansial kepada perusahaan induk. 

Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk merespon lebih cepat terhadap perubahan tren pasar dan preferensi konsumen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline