Lihat ke Halaman Asli

Jandris Slamat Tambatua

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

Mengenang "Joko Pinurbo" dan Perjamuan Khong Guan

Diperbarui: 27 April 2024   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjamuan Khong Guan (sumber: Gramedia)


Ibu yang hatinya kokoh membelah

dan memotong-motong bulan

dan memberikannya

kepada anak-anaknya yang ngowoh

Anak-anak gelisah...

sebab ayah mereka tak kunjung pulang

Penggalan puisi Jokpin "Perjamuan Khong Guan" 2019

Saat memasuki dunia puisi "Perjamuan Khong Guan" karya Jokpin, seakan aku diundang untuk merenungkan makna-makna tersembunyi di balik kata-kata yang sederhana namun penuh kesan. 

Mengapa demikian? 

Sebab, setiap bait puisi dalam kumpulan ini seperti menjelma menjadi cermin yang memantulkan kehidupan sosial dan spiritual kita.

Dalam menyusuri lekuk-lekuk puisi Pak Joko Pinurbo, aku dibawa pada perjalanan yang memperlihatkan betapa hal-hal sepele dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya memiliki makna yang mendalam. 

Puisi-puisi ini seperti sebuah peringatan, mengajakku untuk lebih memperhatikan setiap momen dan interaksi di sekitarku.

Satu hal yang patut disoroti adalah gaya bahasa yang digunakan oleh Pak Joko Pinurbo. 

Tanpa berlebihan, dia menyampaikan pesannya dengan bahasa yang lucu namun mengena. 

Tidak jarang, dalam kehalusan kata-katanya, dia juga menyelipkan sindiran terhadap elit politik, menggambarkan keresahan sosial yang terjadi.

Salah satu bait puisi yang sangat menyentuh hatiku adalah:

Tuhan, ponsel saya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline