Lihat ke Halaman Asli

Jandris Slamat Tambatua

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

Jakarta Masih Menjadi Magnet Urbanisasi

Diperbarui: 21 April 2024   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta masih menjadi magnet urbanisasi (dok. pribadi)

"Jakarta terus memikat pendatang baru, meskipun urbanisasi setelah Lebaran"

Meskipun bukan ibukota negara, Jakarta tetap memegang peran penting sebagai pusat urbanisasi utama di Indonesia. Setelah perayaan Lebaran, fenomena urbanisasi menuju Jakarta masih menjadi sorotan. 

Meskipun demikian, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menyikapi tren urbanisasi ke Jakarta pasca Lebaran.

Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, diperkirakan sekitar 15.000-20.000 pendatang baru akan membanjiri Jakarta setelah perayaan Lebaran 2024. 

Pada tahun 2023, jumlah pendatang baru setelah Lebaran mencapai 25.918 orang, sedangkan pada tahun 2022, angkanya mencapai 27.478 orang, tetapi tetap menegaskan bahwa Jakarta tetap menjadi tujuan utama bagi ribuan orang yang mencari peluang ekonomi dan kehidupan yang lebih baik.

Faktor penertiban oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan berbagai masalah kota yang terus meningkat, seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan harga properti yang tinggi, dapat menjadi "daya halau" yang memaksa sebagian pendatang untuk mencari alternatif lain di luar Jakarta.

Pencegahan urbanisasi berlebihan ke Jakarta merupakan tantangan yang kompleks.

Beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi tekanan urbanisasi ke kota tersebut:

1. Pembangunan Infrastruktur Regional:

Pemerintah dapat memperkuat infrastruktur di daerah-daerah sekitar Jakarta untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antara Jakarta dan daerah lainnya. 

Dengan meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan fasilitas di luar Jakarta, orang-orang akan lebih cenderung memilih untuk menetap dan bekerja di daerah-daerah tersebut.

2. Diversifikasi Ekonomi:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline