Pohon kalpataru, yang menjulang di landscape mitologi Indonesia, tidak sekadar menjadi simbol kehidupan, menawarkan makna multidimensional yang meresap dalam kehidupan dan budaya masyarakat.
Dengan akar maknanya dalam bahasa Sansekerta, kalpataru menjadi pohon pengharapan, menandakan keinginan akan kehidupan yang berlimpah.
Relief kalpataru yang indah di dinding candi-candi kuno menciptakan kisah visual tentang harapan dan spiritualitas yang melekat dalam budaya Indonesia.
Contoh aspek budaya relief Kalpataru di Candi Borobudur:
Relief indah pohon kalpataru di Candi Borobudur tidak hanya menjadi seni visual tetapi juga menceritakan kisah kebijaksanaan dan nilai-nilai spiritual yang dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia pada zamannya.
Dalam konteks ekologi, kalpataru bukan hanya tumbuh sebagai pohon, melainkan sebagai rumah bagi berbagai jenis satwa.
Contoh aspek ekologi hutan kalpataru di Taman Nasional Meru Betiri:
Di taman nasional ini, pohon kalpataru tidak hanya menjadi penanda keberagaman hayati tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan satwa liar seperti badak Jawa dan burung jalak Bali.
Hutan kalpataru menjadi ekosistem yang seimbang, menandakan hubungan harmonis antara alam dan manusia. Kerimbunannya memberikan perlindungan bagi burung-burung dan makhluk hidup lainnya.
Pohon kalpataru menjadi lambang resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia.
Lambang ini dipilih karena mewakili nilai-nilai keberlanjutan, pelestarian lingkungan, dan keseimbangan ekosistem yang menjadi fokus utama kementerian tersebut.