Era digitalisasi "Pendekar Sakti" sangat di perlukan untuk mengantisipasi permasalahan yang sering muncul akhir-akhir ini, diantaranya aksi tawuran antar pelajar, bulying, pelecehan seksual dan beberapa kasus dalam bermedsos.
Di tengah arus informasi yang tak terbatas di dunia maya, banyak aspek-aspek negatif, seperti penyebaran berita palsu, perilaku cyberbullying, dan kurangnya privasi online, yang dapat memengaruhi perkembangan karakter dan etika individu. Oleh karena itu, penting untuk membahas bagaimana "Pendekar Sakti" dapat tetap relevan dan penting dalam konteks era digitalisasi ini.
"Pendekar Sakti" merupakan Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti.
Kemajuan teknologi telah merubah cara peserta didik untuk berinteraksi dan belajar, namun nilai-nilai manusiawi tetap menjadi fondasi yang tak tergantikan dalam kehidupan kita.
Pendidikan karakter berfokus pada pengembangan nilai-nilai moral dan etika dalam individu. Di tengah banjir informasi dan pengaruh negatif di dunia digital, pilar-pilar seperti integritas, kejujuran, dan empati menjadi penentu karakter yang kuat.
Melalui pengajaran dan contoh nyata, pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat dapat membantu generasi muda memahami pentingnya karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, budi pekerti mencakup perilaku dan etika dalam berinteraksi dengan teknologi. Di era digitalisasi, peserta didik perlu belajar mengenai betapa pentingnya menghormati privasi online, menjaga etika dalam berkomunikasi, dan menggunakan teknologi dengan bijak. Sekolah dan keluarga dapat berperan dalam mengajarkan aspek-aspek ini agar peserta didik dapat menjadi pengguna teknologi yang bertanggung jawab.
Era digitalisasi juga menawarkan peluang baru untuk pendidikan karakter. Melalui program edukasi online, siswa dapat mengakses sumber daya yang mengajarkan nilai-nilai positif dan membangun karakter yang baik. Dalam hal ini, teknologi bisa menjadi sekutu dalam upaya meningkatkan pendidikan karakter, asalkan digunakan dengan bijak.
Penting untuk memahami bahwa "pendekar sakti" pendidikan karakter dan budi pekerti di era digitalisasi bukanlah pengganti, tetapi pelengkap satu sama lain. Kombinasi antara nilai-nilai manusiawi yang kuat dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab adalah kunci untuk menciptakan individu yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Dalam rangka mencapai tujuan ini, diperlukan kolaborasi antara pihak sekolah, keluarga, dan komunitas. Semua pihak harus bekerja sama untuk memberikan contoh yang baik dan mengintegrasikan "pendekar sakti" pendidikan karakter dan budi pekerti dalam kurikulum serta kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa generasi muda kita akan tumbuh menjadi individu yang kuat karakternya dan mampu menjalani kehidupan di era digitalisasi dengan bijak.
Peserta didik sebagai generasi muda perlu memahami nilai-nilai moral dan etika yang tidak hanya berlaku dalam dunia nyata, tetapi juga dalam dunia maya.
Selain itu, pendidik, orang tua, dan masyarakat perlu bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter yang baik di era digitalisasi ini. Dengan memahami latar belakang perubahan ini, kita dapat lebih baik mempersiapkan generasi muda dapat menghadapi tantangan dan peluang dalam dunia digitalisasi yang terus berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H