Lihat ke Halaman Asli

Jandris Slamat Tambatua

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

Air Nira: Minuman Legendaris yang Merambah Waktu dan Budaya

Diperbarui: 6 Oktober 2023   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Air nira, minuman legendaris tempo dulu, memiliki tempat istimewa dalam sejarah dan budaya berbagai masyarakat di seluruh dunia. Minuman ini telah dikenal sejak zaman kuno dan masih dihargai hingga hari ini karena rasa segar dan manisnya.

Air nira, cairan manis yang diambil dari pohon kelapa dan berbagai jenis palma, telah menjadi sumber kehidupan bagi banyak masyarakat di berbagai belahan dunia. Tradisi pengambilan air nira telah berlangsung selama berabad-abad, menjadi sumber pendapatan, serta bahan penting untuk berbagai produk seperti gula aren, sirup, dan minuman tradisional. Namun, sayangnya, air nira semakin sulit ditemui.

Air nira diambil dari pohon-pohon seperti kelapa, palma, dan sejenisnya. Pengambilan air nira melibatkan membuat sayatan pada batang pohon dan mengumpulkan cairan yang mengalir keluar. Proses ini memerlukan keterampilan khusus dan pengetahuan tentang kapan waktu yang tepat untuk mengambil air nira agar mendapatkan rasa terbaik.

Seiring berjalannya waktu, kita menyaksikan perubahan dramatis dalam ketersediaan air nira. 

Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada sulitnya memburu air nira:

1. Perubahan Iklim: Perubahan iklim telah mengakibatkan pola hujan yang tidak menentu, menyebabkan kurangnya air yang cukup untuk tanaman kelapa dan palma. Hal ini mengganggu siklus produksi air nira.

2. Urbanisasi dan Perubahan Lahan: Pertumbuhan kota-kota dan perubahan penggunaan lahan telah menyebabkan hilangnya areal pertanian kelapa dan palma, mengurangi jumlah pohon yang tersedia untuk diambil air nira.

3. Kebijakan Pemerintah: Beberapa kebijakan pemerintah yang mengatur pengambilan air nira telah berdampak negatif pada tradisi ini. Misalnya, larangan pemanenan di beberapa daerah.

Dampak dari kesulitan dalam mendapatkan air nira sangat beragam. Pertama-tama, ini mengancam mata pencaharian ribuan petani dan pengrajin yang bergantung pada air nira. Selain itu, ini juga berdampak pada ketersediaan produk-produk turunan air nira, seperti gula aren, yang sangat penting dalam kuliner dan budaya lokal.

Selain dari perspektif ekonomi dan sosial, perubahan dalam ketersediaan air nira juga memiliki dampak lingkungan. Pengambilan yang berlebihan dapat merusak pohon kelapa dan palma serta mengganggu ekosistem yang sensitif di sekitarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan tindakan nyata. Pertama, penting untuk mengambil langkah-langkah yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya air nira, seperti pengaturan jumlah pohon yang dapat dipanen dalam satu waktu. Selain itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat dalam pelestarian tradisi ini juga krusial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline