Lihat ke Halaman Asli

Jandris Slamat Tambatua

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

Belajar dari Kegagalan Ojek Online: Sukses dalam Berbisnis

Diperbarui: 3 Oktober 2023   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ojek online sedang mangkal (Dok Kompas.com)

Perusahaan penyedia jasa ojek online telah tumbuh dengan cepat, menciptakan lingkungan bisnis yang penuh persaingan. Kegagalan ini menyisakan pelajaran berharga, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang juga berjuang dalam persaingan yang semakin ketat.

Dalam era digital ini, ojek online telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita. Keberadaan perusahaan penyedia jasa ojek online ini terus berkembang pesat, menciptakan persaingan yang semakin sengit di antara mereka. 

Namun, di tengah dominasi dua raksasa ojek online, Gojek dan Grab, ada beberapa pemain kecil yang tidak mampu bersaing dan akhirnya harus menutup usahanya. Berikut adalah lima ojek online yang mengalami kebangkrutan:

Uber motor layanan ojek online (dok Kompas.com)

1. Uber: Sebelum Gojek dan Grab merajai pasar ojek online di Indonesia, Uber adalah salah satu pemain besar yang mencoba peruntungannya di sini. Namun, Uber harus menyerah dan menutup operasinya karena sulit bersaing dengan dua pesaing utama.

Lady Jek salah satu layanan ojek online (dok Kompas.com)

2. Lady Jek: Lady Jek adalah salah satu ojek online yang menargetkan pengguna perempuan. Meskipun memiliki konsep yang unik, Lady Jek tidak dapat bertahan dalam persaingan yang ketat.

Call Jek layanan ojek online di jogjakarta (dok jogja.com)

3. Call Jack: Call Jack mencoba menawarkan layanan yang berbeda dengan fokus pada panggilan telepon langsung untuk memesan ojek. Namun, model bisnis ini tidak terlalu berhasil dan akhirnya harus ditutup.

Blu jek layanan ojek online (dok Kompas.com)

4. Blu jek: Blu jek mencoba mengambil bagian dalam pasar ojek online dengan menawarkan harga yang lebih rendah. Namun, biaya operasional yang tinggi dan persaingan yang ketat membuat mereka bangkrut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline