Di balik sorotan yang terus meningkat terhadap sistem pendidikan, sekelompok pahlawan tanpa jasa hingga kini masih berjuang dalam bayang-bayang ketidakpastian: guru honorer.
Mereka adalah individu yang dengan semangat yang tak tergoyahkan, dengan sumber daya yang terbatas, dan sering kali dengan penghargaan yang minim, memegang tanggung jawab besar dalam membentuk masa depan pendidikan kita.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh guru honorer terus menjadi permasalahan yang belum terselesaikan. Meskipun telah disadari keberadaan mereka sebagai aset berharga dalam dunia pendidikan, banyak guru honorer masih terjebak dalam status tidak tetap, upah yang rendah, serta minimnya jaminan sosial dan tunjangan lainnya. Masalah honorer yang belum terselesaikan hingga saat ini melibatkan berbagai faktor kompleks.
Beberapa alasan mengapa persoalan honorer masih belum teratasi adalah:
1. Kualitas SDM: Beberapa honorer mungkin tidak memenuhi standar kualifikasi atau kompetensi yang diperlukan untuk mendapatkan status pegawai negeri. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya akses terhadap pendidikan formal atau kurangnya kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan keterampilan yang diperlukan.
2. Sistem pengelolaan SDM: Sistem pengelolaan SDM yang tidak efisien, rumit, dan rentan terhadap korupsi dapat menyebabkan ketidakadilan dalam pengangkatan dan pengakuan status honorer. Proses perekrutan dan penilaian kinerja yang tidak transparan dapat menghambat kemajuan dalam menyelesaikan persoalan honorer.
3. Kurangnya anggaran: Banyak pemerintah daerah atau lembaga publik tidak memiliki cukup anggaran untuk mengangkat honorer menjadi pegawai tetap. Keterbatasan anggaran menyulitkan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini secara cepat dan menyeluruh.
4. Kurangnya koordinasi antarinstansi: Tidak adanya koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan daerah, serta antarinstansi terkait, dapat menyebabkan kesulitan dalam menyusun kebijakan yang konsisten dan solutif dalam menangani persoalan honorer.
Untuk memberikan solusi yang tepat bagi para honorer, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Reformasi sistem pengelolaan SDM: Diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan transparansi, objektivitas, dan akuntabilitas dalam proses perekrutan, penilaian, dan pengangkatan honorer. Proses ini harus didasarkan pada standar kualifikasi yang jelas dan adil, serta meminimalkan peluang korupsi.