PENDAHULUAN
Mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul sejak dini merupakan sebuah hal yang fundamental bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan Negara-negara lain. Untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak boleh lagi hanya bergantung pada kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Namun harus didukung dengan sumber daya manusia yang unggul untuk dapat mengelola Negara ini menjadi lebih baik, efektif dan efisien.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dan bertanggungjawab dalam mencetak dan mempersiapkan generasi indonesia yang berkualitas dan unggul. Namun untuk mencapai tujuan ini diperlukan upaya dan inovasi yang tentunya melibatkan berbagai pihak. Dalam hal ini seorang guru memiliki peran yang signifikan karena terlibat langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Seorang guru berkewajiban melaksanakan pembelajaran serta menjadi fasilitator dalam menciptakan iklim belajar yang optimal bagi peserta didik.
Membaca merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam belajar terutama bagi para siswa sekolah, karena dengan membaca banyak manfaat yang bisa di ambil, antara lain dengan banyak membaca maka pengetahuan siswa akan semakin berkembang, semakin luas cakrawala berfikirnya. Oleh karena itu kegiatan dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari kegiatan membaca, sebut saja dalam mengulang materi pelajaran yang disajikan oleh guru maupun dalam mencari bahan pendukung dalam mengasosiasikan keterangan guru, begitu juga dalam mengerjakan tugas-tugas. Persoalan yang muncul adalah kurangnya minat baca para siswa dalam menunjang kegiatan belajar mengajar tersebut
Pembinaan minat baca serta kebiasaan membaca merupakan usaha yang harus dimulai seawal mungkin. Karena menumbuhkan minat atau kegemaran membaca tidak dapat dicapai secara langsung sehingga harus melalui proses dalam penanaman dan pembiasaan yang berturut-turut. Minat baca tidak akan timbul begitu saja tanpa adanya bimbingan dari orang tua atau guru. Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi atau keinginan seseorang terhadap sesuatu. Seperti halnya minat baca anak adalah kemauan atau keinginan seseorang untuk mengenal huruf untuk menangkap makna dari tulisan tersebut. Sedangkan menurut Farida Rahim minat itu keinginan yang kuat yang disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.
Dalam kegiatan membaca ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu minat (perpaduan anatara keinginan, kemauan) dan keterampilan membaca, yaitu keterampilan mata dan penguasaan teknik membaca dengan sasaran terwujudnya kebiasaan membaca efesien. Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar seorang anak. Aspek afektif itu aspek yang mengidentifikasi dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Minat juga bisa diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi kepada suatu sumber bacaan tertentu. Sedangkan budaya membaca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.
Tujuan dengan adanya minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading sosiety), masyarakat belajar (learning socierty), dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang berkualitas. Bertumbuhnya minat baca anak akan menyebabkan kebiasaan membaca berkembang dan meningkatnya keterampilan dalam membaca. Selain itu, dengan membaca maka akan membuka wawasan, meningkatkan pengertahuan dan keterampilan serta meningkatkan kreativitas sehingga anak semakin bersemangat untuk terus menerus membaca.
Namun faktanya pada saat sekarang ini, rendahnya minat baca dikalangan siswa masih menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia. Begitu juga halnya dengan yang terjadi di SDN 008 Rambah Hilir khususnya pada siswa Kelas VI. Minat membaca siswa di Kelas VI SDN 008 masih tergolong rendah. Hal ini bisa dilihat dari jarangnya siswa membaca diluar waktu belajar serta sedikitnya buku yang telah dibaca siswa. Rendahnya minat membaca siswa juga bisa dilihat dari jarangnya siswa berkunjung siswa Kelas VI ke perpustakaan. Para siswa lebih memilih di kelas, bercerita dengan teman, dibandingkan dengan membaca buku ke perpustakaan.
Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap siswa Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir, rendahnya minat baca siswa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini :
- Minimnya peran orangtua dalam menumbuhkan kebiasaan membaca pada anak.
- Belum tersedianya pojok baca di kelas yang menyediakan buku bacaan yang menarik untuk dibaca.
- Meningkatnya penggunaan gawai di masa pandemi membuat siswa lebih senang bermain gawai atau menonton televisi dari pada membaca buku.
Kondisi rendahnya minat baca siswa tersebut tentu tak boleh dibiarkan berlarut. Diperlukan upaya-upaya tertentu, untuk meningkatkan minat membaca siswa khususnya siswa di Kelas VI SD 008 Rambah Hilir. Pengelolaan minat baca kepada anak melalui pojok baca adalah langkah pertama yang bisa dilakukan guru untuk menumbuhkan minat membaca anak. karena anak termasuk masa yang baik untuk menumbuhkan kebiasaan yang nantinya kebiasaan ini akan membawa sampai dewasa nanti. Seperti di buku panduan gerakan literasi sekolah ada tiga tahap salah satunya itu tahap pengembangan, tahap pembiasaan, dan tahap pembelajaran.Upaya tersebut selain bermanfaat bagi peserta didik, tentu juga berperan dalam peningkatan nilai layanan mutu sekolah kepada masyarakat.
PEMBAHASAN