Lihat ke Halaman Asli

Modal Dengkul Dapat Duit Jutaan: Mau?

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_252027" align="alignleft" width="133" caption="contoh transaksi bisnis modal dengkul dari fauzan.persib.net"][/caption] Sudah jadi tradisi di Indonesia bahwa setiap lebaran wajib hukumnya untuk pulang kampung. Bisnis tiket tentu menjanjikan bukan? Semua moda transportasi mulai dari bus, kereta, pesawat, kapal, dan travel kebanjiran penumpang. Semua butuh tiket. Permintaan jauh lebih tinggi dari penawaran. Tentu saja harga otomatis naik. Inilah peluangnya. Pebisnis hanya perlu sedikit kenalan dan sedikit modal.

Kata sedikit ini memang titik rata-rata, karena pada kenyataannya, dari hasil penelusuran kurang kerjaan ada yang bermodal Rp 100 juta, Rp 50 juta, Rp 10 juta atau hanya Rp 500 ribu bahkan modal dengkul alias nol rupiah. Pemodal dengan uang mendapat keuntungan rata-rata 50 sampai 100%. Menjadi pemodal tidak harus sendirian, meskipun banyak spekulan yang begitu. Beberapa membentuk kelompok untuk mengumpulkan modal yang tentunya bertujuan untuk memborong dalam jumlah besar. Hasil keuntungan kelompok pemodal ini kemudian dibagi sesuai dengan porsi masing-masing selain juga mempertimbangkan senioritas.

Untuk pemodal dengkul biasanya cukup mendapat 10 hingga 20% dari keuntungan. Meskipun hanya 10% namun jangan dianggap sepele. Saya ambil contoh tiket bis dan kereta api. Tiket bis rata-rata untuk eksekutif pada hari biasa sebesar Rp 125.000. Pada hari-hari menjelang lebaran bisa mencapai Rp 250.000. Selisih harga Rp 125.000. Bagian pemodal dengkul Rp 12.500. Kalau satu bis terdapat penumpang rata-rata 50 orang, maka si pemodal dengkul dapat Rp 625.000 dari satu bis. Sekarang silahkan hitung jumlah bis, misalnya di Pulogadung, Lebak Bulus atau Kampung Rambutan. Berapa juta yang mereka dapat?

Di kereta api sebenarnya tidak jauh beda. Yang membedakan mungkin karena adanya sistem lelang, yaitu pemodal dengkul menunggu penawar tertinggi. Sehingga harga semakin naik mendekati hari H. Margin dan rupiah yang didapat pun tentunya jauh lebih besar. Kenaikan rata-rata pada kisaran 200% dari harga normal. Jika tiket bisnis yang biasa dijual Rp 120.000 bisa menjadi Rp 400.000. Sementara tiket eksekutif pada kisaran Rp 600.000 - Rp 800.000.Sistem lelang, menunggu penawaran pembeli tertinggi memungkinkan harga untuk terus melambung dari waktu ke waktu. Laba pun mengalir tanpa susah payah. Jadi jangan sepelekan bisnis modal dengkul ini.

Hambatan dari bisnis ini tentu saja berbenturan dengan pihak berwajib. Istilah razia calo dimana-mana. Namun baiknya, masih sangat sedikit yang berhasil diamankan petugas. Itu pun yang bermodal dengkul. Yang bermodal beneran tetap aman. Jika anda memilih untuk tidak mudik, inilah peluang kaya dengan cepat. Berminat? Tulisan terhubung: Puasa, saatnya menumouk dosa?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline