Lihat ke Halaman Asli

Susilo B. Utomo

Penulis Lepas

Anda Puas Pada Hasil Akhir atau Pada Proses?

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah pagi ini anda merasa puas?

Topik ini tentu bisa liar kemana-mana arahnya tergantung bagaimana kita mendefinisikan arti puas dan kepuasan tersebut. Namun saya ingin mengambil salah satu topik rutinitas yang paling dekat dengan lingkungan kita yaitu kepuasan dalam bekerja.

Ada yang mengatakan bahwa kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami pegawai dalam bekerja. Sedangkan Wexley dan Yukl, pakar manajemen,mengartikan kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Sedangkan Stephen Robins, memperkirakan suatu kepuasan kerja hanya mungkin terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi yang terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan karyawan terhadap pekerjaannya.

Lalu bagaimana anda menyikapi kepuasan tersebut? Apakah kepuasan hendak kita artikan berdasarkan hasil yang diperoleh ataukah berdasarkan proses yang kita lakukan? Kalau kepuasan kita nilai berdasarkan ukuran-ukuran hasil, tentu capaian yang tidak sesuai dengan harapan akan menjadikan kita tidak merasa puas. Tetapi mari kita coba mengubah sikap kita dengan menerapkan ukuran kepuasan pada proses yang kita jalani dan hasil akhir adalah resultan dari apa yang telah kita upayakan pada proses tadi. Kalau proses sudah kita tempuh sedemikian rapinya sesuai dengan rencana, maka hasil akhir hanyalah menunggu waktu belaka. Oleh karena itu, perencanaan yang baik selalu akan mendatangkan keberhasilan. Sedangkan jika kita gagal merencanakan, itu sama saja dengan merencanakan kegagalan itu sendiri.

Sebagaimana hidup, kepuasan juga merupakan pilihan. Kita boleh memilih untuk puas pada hasil akhir dan kita juga boleh milih untuk puas selama proses mencapai hasil itu. Kalau pilihan kepuasan kita ada pada hasil akhir, maka perlu disadari bersama bahwa kepuasan yang dirasakan waktunya hanya sebentar. Yaitu pada saat hasil itu tercapai, dan setelahnya menjadi biasa kembali. Sebagaimana pada saat kita menerima insentif dari perusahaan tempat kita bekerja, kepuasan menerima uang insentif dan peningkatan motivasi bekerja yang diharapkan perusahaan, saya yakin hanya berbilang hitungan hari dari sebelah tangan saja. Karena setelah itu, yang malas bekerja kembali malas. Yang tidak produktif kembali tidak produktif lagi. Yang sebelumnya jadi tukang ngerecokin kembali ngerecokin lagi.

Kalau pilihan kepuasan ada pada proses memperoleh hasil akhir, maka percayalah kita akan merasakan kepuasan lebih lama dengan intensitas yang semakin meninggi. Ibarat adrenalin, semakin mendekati hasil akhir kita akan semakin merasakan kepuasan dengan derajad yang semakin lama semakain tinggi.

Kepuasan pada proses juga selalu memberikan ruangan bagi kita untuk melakukan improvement manakala kita menemui sesuatu yang tidak sesuai dengan rencana yang telah kita gariskan. Sedangkan kepuasan pada hasil akhir, tidak pernah memberi kesempatan kepada kita untuk melakukan perbaikan karena pekerjaan sudah selesai dan hasil sudah dicapai. Ibarat nasi telah menjadi bubur. Kalaupun mungkin, maka kesempatan perbaikan hanya dapat dilakukan pada pekerjaan atau proyek berikutnya. Itu juga kalau kita masih dipercaya!

Selamat pagi, selamat beraktifitas dan selamat berpuas-puasan.

Thanks God It’sFriday!



[silo@bandung, 09/12/2011]

________________________________________
SIMAK JUGA:

Kita Semua Juara
Menjadi Sukses dan Terkenal Ala @poconggg
Juara Sejati Tak Perlu Medali
Serius Atawa Main-main
Publikasi
Berbagi
Qurban
Kemasan
Kebenaran
Waktu
Pemuda
Pengalaman
Menjadi Luar Biasa
Belajar Pada Onta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline