Apakah anda seorang leader? Atau sebentar lagi akan menjadi leader? Atau paling tidak bercita-cita menjadi seorang leader? Dan untuk menjadi seorang leader yang baik, pasti anda pernah juga mengikuti atau berpikir untuk mengikuti kursus leadership atau kepemimpinan ini, bukan?
Saya tidak ingin mempermasalahkan posisi anda yang saat ini telah menjadi seorang leader atau belum. Saya juga tidak mempermasalahkan cita-cita anda mengapa ingin menjadi seorang pemimpin dan bukan menjadi bawahan. Saya hanya ingin menggarisbawahi sekaligus mempertanyakan kepada diri sendiri, mengapa banyak orang yang ingin menjadi seorang pemimpin. Dan fenomena ini tentu tidak disia-siakan oleh para pemilik lembaga pendidikan untuk membuka paket kelas leadership. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa jarang sekali kalau tidak mau dikatakan tidak ada lembaga pendidikan yang membuka kelas followership? Suatu kelas yang mengajari orang menjadi pengikut, menjadi bawahan atau sub ordinate yang baik.
Ataukah memang sedemikian sulitnya untuk menjadi seorang pemimpin sehingga memang pantas untuk dipelajari teorinya. Sebaliknya, apakah memang sedemikian mudahnya untuk menjadi bawahan sehingga secara alami orang dapat melakukannya dan dengan demikian tidak perlu dipelajari terlebih dahulu.
Menjadi bawahan -yang baik, tentu saja- adalah sama sulitnya dengan menjadi atasan atau pemimpin yang baik. Karena untuk menjadi bawahan juga diperlukan kearifan khusus dan oleh karena itu juga diperlukan pembelajaran secara lebih formal dalam bentuk kursus-kursus.
Banyak leader gagal menampilkan citra dirinya sebagai pemimpin karena mereka tidak memahami peran dan arti bawahan sehingga mereka tak pernah berperan sebagai bawahan dalam suatu kondisi tertentu. Posisi pemimpin dengan segala atributnya seringkali membuat dirinya berada di menara gading tanpa pernah turut memahami bahwa pemimpin ada karena ada bawahan atau orang yang dipimpin. Oleh karena itu sangat mustahil seseorang dapat menjadi seorang leader jika tidak ada seorangpun yang bertindak sebagai follower.
Oleh karena itu, mengapa tidak kita coba untuk membuka dan sekaligus mengikuti kelas followership?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H