UNTUK PRESIDEN DAN PEMUDA INDONESIA
Dari : Jamson HT
Beberapa hari belakangan ini Nusantara dihebohkan dengan tindakan serta merta pemerintah atas pemblokiran situs – situs yang dianggap menganut paham radikalisme. Sontak hal ini membuat bangsa dan negara ini kebakaran jenggot dan menyebabkan ketidak percayaan satu sama lain. Di media sosial orang – orang ramai menyerukan perlawanan kepada orang – orang kafir dan ada juga yang menyebutnya sebagai PKI baru. Saya tidak tahu mengapa situs – situs tersebut diblokir dan saya tidak pernah melihat seruan paham radikal dalam situs tersebut. Walaupun saya beragama nasrani tetapi saya sering juga membaca salah satu situs yang diblokir oleh BNPT, saya sendiri sebagai awam tidak melihat ajakan paham radikal dalam situs tersebut melainkan hanya sebuah rilis – rilis berita tentang apa yang terjadi saat ini.
Disamping ini semua, saya mengingat apa yang dituliskan oleh Cokroaminoto dalam Trailer Film terbaru yang akan tayang. Bahwa disitu dia berkata “JIKA JAWA dan TIONGHOA BERSATU MAKA SUBURLAH TANAH INI”. Sekilas saya mendengar seruan ini saya terharu dan bersedih sambil memaknai apa yang sedang terjadi di negeri yang saya cintai ini.
Bapak Presiden & Pemuda Indonesia, sekuat dan sebesar apapun Amerika Serikat tetapi mereka tidak dapat mengembargo Indonesia, Siapapun di dunia ini dan negara manapun tidak dapat melakukan embargo ke Indonesia. Alasannya kuat yakni kita punya segalanya, itulah sebabnya para Nabi tidak singgah ke Indonesia karena Nusantara kita ini sudah damai dan baik adanya. Masa penjajahan fisik telah selesai dan Indonesia sudah bebas dari penjajahan fisik dan penguasahaan lahan. Inilah masa penjajahan mental bangsa. Tentu Bapak Presiden masih ingat dengan Devide et impera yang diserukan pemerintahan Hindia Belanda dulu jika Bapak lupa artinya adalah “Pecahkan lalu kuasai”.
Kekuatan Pancasila yang memersatukan perbedaan yang ada di Indonesia menjadi Indah bak pelangi sehabis hujan. Ketika Nusantara bersatu tanpa membedakan SARA, maka Penguasa asing semakin takut akan potensi yang dimiliki Indonesia. Jika Yth. Bapak Presiden lupa arti dari Keberagaman, saya ingatkan bahwa dibangku kuliah dulu Bapak tentu mempelajari ‘Semakin Tinggi Keanekaragaman Suatu Komunitas, maka tingkat Kestabilan Ekosistem akan semakin tinggi juga’. Artinya saat ini Indonesia sudah bangkit dari keterpurukan, rasa peduli antar sesama sudah tinggi dan mulai tergali lagi. Namun, akibat dari keadaan ini negara – negara yang ingin menguasai sumber daya alam Nusantara tidak tinggal diam. Jika Bapak Presiden Tidak Tahu, inilah yang dinamakan Potensi Proxy WAR. Sudah tidak jamannya lagi tembak – menembak, bom – mengebom. Tetapi mental bangsanya mulai dijambak – jambak untuk tujuan Bisnis dan uang semata.
Ingatkah bapak dengan slogan yang Bapak berikan “Revolusi Mental” saya sangat setuju. Namun Bapak perlu tahu, semua lini kehidupan sudah diserang oleh Penguasa – penguasa dunia yang menginginkan kekayaan alam Indonesia yang tidak akan habis. Mulai dari Politisi yang sudah banyak yang “DISUAP”, pengusaha lokal yang ditindas pengusaha asing sehingga pengusaha lokal tidak dapat berbisnis di rumahnya sendiri melainkan hanya sebagai SUB-BISNIS dari pengusaha asing. Dalih – dalih berinvestasi nyatanya ingin mengeruk dan membawa kekayaan bumi Indonesia keluar dari tempatnya.
Setelah berhasil menguasai birokrasi dan unit – unit usaha lokal, pengusaha asing ini kini menghasut para pemuda agar tuding menuding yang menyebabkan perpecahan. SARA dijadikan sebagai isu untuk melemahkan Ideologi bangsa. Dengan menutup tanpa konfirmasi situs – situs muslim yang ada di Indonesia. Bapak Presiden yang Terhormat, ini membuat saya pribadi bersedih ketika membaca media – media sosial yang mengatakan bahwa Indonesia dilanda Kafir, Indonesia dikuasai oleh Kapitalis dan PKI. Alangkah indahnya jika Islam, Kristen, Budha, Hindu, Konghucu bersatu dalam suatu komunitas. Jika tidak percaya silahkan Bapak membuka jendela Istana Bogor dan lihatlah pelangi itu indah karena perbedaan. Bapak harus menyadari seruan untuk melengserkan bapak dari kursi presiden oleh mahasiswa – mahasiswa di Indonesia itulah yang diinginkan oleh penguasa dunia yang inginkan kekayaan Ibu Pertiwi. Betapa senangnya hati penguasa yang inginkan harta Indonesia jika kita terus berantam dan saling tidak percaya satu sama lain. Masalah bangsa, mulai dari pecahnya dua partai besar PPP dan partai Golkar membuat kestabilan politik mulai tidak seimbang. Isu – isu kaum minoritas terhadap Gubernur DKI, dan kini menyerang kaum muda dengan isu SARA.
ISIS bukan ancaman utama saat ini, tetapi MUSUH yang sebenarnya sedang berada dalam diri bangsa ini. Musuh sebenarnya sedang menyelinap didalam diri Bangsa. Bapak Presiden & Rakyat Indonesia harus sadar itu.
Pesan saya untuk teman – teman pemuda Indonesia, saatnya kita bersatu tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras, dan kelompok untuk membuktikan kalau kita harmonis dan kompak serta rukun. Mari kita buat penguasa asing semakin tidak percaya diri hingga akhirnya mereka menyerah kepada kita semua. Saya ingin mengingatkan kepada kita; jika kita bersatu, kuat, tanpa memandang perbedaan, maka selayaknya kita MENGEMBARGO negara – negara yang tidak menguntungkan Indonesia. sebelum Indonesia dijadikan boneka, mari kita jadikan MEREKA menjadi boneka terlebih dahulu. Safe Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H