Lihat ke Halaman Asli

Jaminuddin Djalal

Teknologi Informasi Komputer

Puisi | Tahik Kucing

Diperbarui: 3 Desember 2018   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Source: Pixabay.com

Ini puisi satire yang lepas landas dari bandara akal.

Hingga mungkin para pembaca tertawa terpingkal-pingkal.

Penulis berpikir ibarat mendaki gunung yang terjal.

Tertatih pada ujung tangan yang si kidal.

Ah, sial...

Taik kucing oleh hidung tercium.

Warnanya putih mengkilap-kilap.

Hampir ku hentikan puisi terburuk-ku.

Dalam fikir aku berfikir, ku katakan pada tangan: "Lanjutkan".

Hari sudah malam, dingin ikut menjadi teman.

Mulai habis tinta penaku, serap tak sempat ku jalap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline