Lihat ke Halaman Asli

Mengetahui Perkembangan Bahasa Reseptif pada Anak

Diperbarui: 15 Maret 2022   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo para pembaca ...

kali ini kita akan membahas mengenai perkembangan bahasa pada anak.

Pengertian dari bahasa sendiri adalah semua upaya berkomunikasi, pikiran, ide dan perasaan disimbolisasikan untuk dapat memberi pengertian kepada orang lain. 

Seperti yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari ketika kita ingin mengajak ngobrol orang atau ingin berinteraksi maka dengan menggunakan bahasa orang lain mampu memahami apa yang kita maksut dan sebaliknya sehingga terciptalah komunikasi yang baik.

Bahasa yang mengacu kepada kemampuan untuk mengerti bahasa orang lain meliputi kemampuan visual dan kemampuan auditori (mendengarkan) disebut dengan bahasa reseptif. 

Sedangkan bahasa yang mengacu kepada kemampuan anak untuk mengungkapkan baik secara visual (tulisan, tanda) atau auditori (berbicara) adalah bahasa ekspresif, Nah jadi berbicara termasuk ke dalam bentuk bahasa ekspresif yang diucapkan dan berhubungan dengan aspek mekanis produksi suara. Namun kali ini kita akan fokus ke pada perkembangan bahasa reseptif anak.

Keberhasilan perkembangan bicara dan bahasa tergantung pada integrasi antara kognitif, auditori dan sistem motor.

Anak ataupun bayi secara normal ketika ingin berkomunikasi akan memperlihatkan perkembangan  kemampuan bahasa dan bicara  sesuai pada tahapan perkembangan mereka, namun apa bila perkembangan bicara anak secara signifikan dibawah standar anak normal dengan usia sama maka secara umum bayi tersebut dikatakan mengalami keterlambatan.

Nah berikut adalah tahapan  perkembangan kemampuan basaha dan bicara pada anak

Usia 0-12

anak ketika berusia 1-3 bulan biasanya menangis ketika meninginkan segala hal, nah dengan cara menangis inilah anak berkomunikasi. Pada usia ini juga anak membuat suara-suara vokal seperti oooh, aaaah, uuuuhhh (mendekut/cooing), juga anak akan terkejut ketika mendengar suara keras, mulai memberikan perhatian ke suara ibu, memperhatikan wajah dan tersenyum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline