Covid-19 menjadi pengingat bahwasanya mencuci tangan merupakan suatu cara yang paling sederhana dalam mencegah maraknya penyebaran virus covid-19. Disamping adanya kegiatan mencuci tangan, pemerintah juga menetapkan social distancing (menjaga jarak), menghindari tempat-tempat yang ramai, menjaga etikat batuk, serta menggunakan masker dimana pun berada, dan memastikan kesehatan sebelum keluar dari ruangan, sebagai upaya menekan laju Covid-19. Mencuci tangan menggunakan sabun merupakan aksi yang cukup sederhana, namun mempunyai dampak yang luar biasa dalam pencegahan penyakit menular, terutama virus covid-19.
Menurut data yang diperoleh, masih banyak dari kalangan masyarakat yang belum mengetahui serta belum memiliki pemahaman yang baik mengenai pentingnya perilaku mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Dari data informasi yang didapat, masih banyak dari kalangan orang dewasa mencuci tangan hanya dengan air saja. Sementara mengingat kondisi saat ini, sangat rentan terhadap penyakit, termasuk virus covid-19.
Korban virus covid-19 yang semakin hari semakin bertambah. Oleh karena itu, perlu diantisipasi dengan menghimbau masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat baru yang sesuai dengan protokol kesehatan semasa pandemi virus korona ini. Selain itu, membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan air mengalir. Cara ini
Menurut Depkes RI (2007), masyarakat dari berbagi kalangan harus tahu dan faham bagaimana cara mencuci tangan menggunakan air dan sabun yang baik dan benar. air yang digunakan adalah air yang bersih, karena air yang tidak bersih banyak mengandung bakteri serta kuman penyebab penyakit. Dan jika digunakan, kuman dan bakteri tersebut akan berpindah ke tangan. Sehingga pada saat makan, kuman maupun bakteri dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit.
Adapun manfaat dari mencuci tangan ini guna membersihkan tangan dari bakteri maupun kuman penyakit, dan mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typhus, kecacingan, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) (Notoatmodjo; 2007).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H