Gotak gatik, negosiasi semuanya tengah terjadi dipanggung belakang tentang siapa yang akan disepakati oleh partai politik untuk diajukan sebagai kandidat presiden pada pemilu nanti.
Beruntungnya hingar bingar negosiasi dipanggung belakang ini tidak terlalu terdengar di panggung depan, sehingga rakyat tidak dibuat bising karenanya.
Semua partai politik mengatakan bahwa mereka masih mempersiapkan kandidat yang tepat untuk diajukan. Semua tahu bahwa mereka membutuhkan koalisi yang besar untuk memenangkan kandidat mereka, tanpa koalisi yang besar - pilihan mereka hanya akan menjadi pelengkap penderita saja pada kontestasi nanti.
Coba kita merangkai beberapa kemungkinan pasangan calon.
Kemungkinan Pertama
Jika Prabowo maju sebagai calon, maka wakilnya tentulah PDIP ingin agar dari kadernya - entah itu Ganjar atau Puan Maharani. Maka bisa dipastikan format pasangan seperti ini sulit untuk mendapatkan dukungan dari partai politik lain. Karena akan ada yang menggoda Ganjar untuk menjadi calon presiden dari koalisi mereka dengan menempatkan posisi wakil presiden dari partai pendukung.
Kemungkinan Kedua
Jika Ganjar yang menjadi calon presiden dan Prabowo tidak maju - hanya menempatkan pilihannya sebagai calon wakil presiden, inipun format pasangan yang nyaris tidak direstui oleh partai diluar PDIP dan Gerindra, karena mereka tidak ingin kader PDIP yang meneruskan sebagai presiden melanjutkan pemerintahan Jokowi.
Kemungkinan Ketiga
Semua format pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diajukan tidak ada yang mendapatkan dukungan secara bulat. Nah pada tahap inilah disepakati jalan tengah - kandidat kuda hitam. Siapa kandidatnya.