Lihat ke Halaman Asli

HERRY SETIAWAN

Creative Coach

Mengapa Dokter Terawan Tenang-Tenang Saja, Ada Apa?

Diperbarui: 11 April 2022   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nusantaratv.com

Hingar bingar seputaran dr. Terawan hingga hari ini masih terus bergaung. Politisi silih berganti menyuarakan posisi berseberangan dengan keputusan yang diambil oleh IDI. 

Para crazy rich yang menjadi pasien dr. Terawan menyampaikan testimoni betapa DSA yang dilakukan oleh dr. Terawan sudah menyelamatkan nyawa mereka - anda tahu berapa harga nyawa crazy rich?. Taksiran saya sekitar separuh dari harta mereka. Kalau hartanya 20 T maka nyawanya berharga 10 T. Kendati sebetulnya nyawa siapapun dia tidak ternilai harganya.

Dan masih banyak lagi orang-orang yang datang dari beragam profesi dan latar belakang mendukung dan menyemangati dr. Terawan agar tetap tegar dan jangan patah semangat. Yang jika ditulis akan menjadi litani kesombongan dan kehebatan.

Tetapi yang aneh adalah dr. Terawan seperti ditelan bumi, menutup rapat-rapat mulutnya dari media massa yang datang untuk mendapatkan tanggapan darinya.

Mengapa koq dr. Terawan diam saja?, apakah beliau melakukan puasa bicara sebagai silih menuju peringatan hari raya Paskah yang sebentar lagi dirayakan oleh umat kristiani?, karena beliau mengimani Yesus sebagai Sang Juruselamat.

Entahlah, kita hanya bisa menebak-nebak saja.

Ada baiknya kita mengenal lebih dekat siapa sebenarnya sosok dr. Terawan ini.

dr. Terawan lahir tanggal 5 agustus 1964, di Sitisewu sebuah kawasan di Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Tarakanita Bumijo, Yogyakarta. Melanjutkan ke SMP Negeri 2 Yogyakarta dan SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

Mengambil kuliah kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Gajahmada lalu melanjutkan S2 di Fakultas Kedokteran Airlangga, Surabaya, dengan spesialisasi radiologi, dan terakhir S3 di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.

Dalam berkarir beliau memutuskan untuk masuk TNI yang pada masa itu masih bernama ABRI - matra darat, dengan pangkat terakhir sebagai Letnan Jenderal TNI. Dan pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi diangkat sebagai menteri kesehatan - walaupun tidak purna tugas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline