Naga-naganya perang Rusia melawan Ukraina ini akan panjang. Rusia masih terus terlihat garang walaupun sudah mendapatkan boikot ekonomi dari banyak negara Eropa dan Amerika serta sekutu mereka.
Bahkan kabar terakhir disinyalir negara-negra Eropa telah meningkatkan pembelian produk-produk kesehatan dan keselamatan yang akan berguna jika terjadi perang biologi atau perang nuklir.
Apakah kita juga harus bersiap membeli seperti yang dilakukan oleh mereka?. Entahlah, kalaupun perlu berapa besar biaya yang harus dikeluarkan.
Menarik untuk kita berkalkulasi, apa yang akan terjadi terhadap kita di Indonesia ini jika memang perang nuklir terbatas terjadi di Eropa dan merembet ke Amerika.
Satu persatu sektor yang langsung bersentuhan dengan hidup kita sehari-hari akan terdampak.
Kita adalah negara pengimpor kedelai, yang saat ini pasokan kedelai sudah mulai sedikit terganggu. Bilamana terjadi perang nuklir terbuka, maka tahu dan tempe akan menjadi sangat mahal sekali.
Pasokan kedelai dunia akan terganggu, dan jangan menyalahkan pemerintah kenapa harga tahu dan tempe naik. Ini bukan salah pemerintah, tapi salah mereka yang berperang.
Berikutnya adalah pasokan gandum juga akan terganggu, karena gandum masih impor. Produk sehari-hari yang akan terdampak adalah langkanya terigu untuk membuat mie.
Para penjual mie akan libur dulu karena bahan baku tidak ada demikian pula dengan mie instan akan berkurang pasokannya. Sekali lagi jangan protes atau demo ke pemerintah, karena ini bukan salah pemerintah, tapi salah mereka yang berperang.
Bahan bakar atau BBM pasti makin tinggi lagi harganya. Saat ini saja yang perangnya masih terbatas, harga minyak bumi sudah meningkat gila-gilaan.