Lihat ke Halaman Asli

James P Pardede

Freelancer

Pariwisata Dibuka, Paling Tidak Bisa "Nutup" Biaya Operasional

Diperbarui: 10 Agustus 2020   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DANAU TOBA. Dipandang dari sudut mana pun tetap memesona. Foto: James P Pardede

Salah satu sektor yang paling merasakan dampak dari wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah sektor pariwisata yang didalamnya ada tempat wisata, hotel, restoran, industri kerajinan, usaha kecil menengah pembuat kerajinan tangan sebagai oleh-oleh bagi wisatawan. Semua sendi ini secara tiba-tiba terpukul dan hampir tidak ada pemasukan sama sekali.

Setelah beberapa bulan terdampak dan terkena imbas Covid-19, ada kebijakan baru yang memperbolehkan kawasan wisata dibuka kembali dengan syarat mematuhi aturan protokol kesehatan. 

Begitu ada aturan ini, beberapa kawasan wisata yang sempat menutup diri kepada pendatang mulai membuka kawasan wisatanya.

Seperti Kabupaten Samosir yang tepat berada ditengah Danau Toba misalnya, beberapa waktu lalu kawasan wisata di Danau Toba, khususnya Samosir ditutup untuk wisatawan. Setelah ada himbauan boleh membuka kawasan wisata dengan berbagai konsekuensi, Samosir pun dibuka untuk wisatawan domestik saja.

Dengan dibukanya kawasan wisata, paling tidak membuka 'kran' pemasukan bagi pelaku wisata termasuk masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata seperti restoran, rumah makan atau usaha lainnya yang benar-benar sangat erat kaitannya dengan arus kunjungan wisata.

Bagi sebagian masyarakat yang sudah bosan dengan mengurung diri di rumah dan tidak boleh keluar rumah sampai beberapa saat lamanya, membuat masyarakat merasakan hal baru saat kesempatan untuk wisata ini dimanfaatkan menikmati pemandangan alam atau sekadar meninggalkan rutinitas serta menghalau rasa takut yang selama ini selalu menghantui.

ISTANA RAJA SISINGAMANGARAJA di Bakkara, Humbanghasundutan. Foto: James P Pardede

Beberapa kawasan wisata yang sudah dibuka harus tetap mengedepankan protokol kesehatan dan bila perlu ada pengawasan dari pemerintah setempat untuk selalu mengingatkan masyarakat agar menjaga jarak dan tidak berkumpul terlalu banyak.

Dengan dibukanya kembali sektor pariwisata akan memberi gairah baru bagi pelaku wisata di seluruh Indonesia. Paling tidak, ketika sektor pariwisata bergairah dan bangkit kembali, maka ekonomi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari sektor pariwisata bisa bernafas lega.

Beberapa hotel di kawasan wisata banyak yang menawarkan diskon sampai 50 persen demi untuk menarik minat wisatawan datang dan menginap di hotel mereka. 

Dengan harapan, uang yang diperoleh dari para wisatawan yang datang menginap bisa menutup biaya operasional hotel yang sebagian besar sudah merumahkan beberapa karyawannya karena biaya operasional sudah lebih besar dari pemasukan.

Prinsip saling menguntungkan dan membangun kepercayaan harus tetap dijunjung tinggi jika sektor pariwisata ini ingin pulih kembali. Jangan jadi aji mumpung, atau kesempatan dalam kesempitan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline