Lihat ke Halaman Asli

James P Pardede

Freelancer

Jangan Melihat Sesuatu dari "Casing-nya" Saja

Diperbarui: 27 Oktober 2019   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabinet Indonesia Maju - Foto : Jokowi (dok Kompas.com)

Saat berjalan-jalan ke mall dan melihat sesuatu benda yang sangat menarik minat dan menyita perhatian. Lalu, saya mendekat dan mempertanyakan apa keistimewaan benda tersebut. Lalu si penjaga toko menyampaikan bahwa benda tersebut hanya hiasan semata dan fungsinya hanya pajangan saja.

Ketika di toko lainnya, ada sesuatu benda kecil mirip pesawat mainan. Lalu saya bertanya kepada penjaga toko apa fungsi alat yang sekilas terlihat seperti pesawat mainan anak-anak itu. Penjaga toko menyampaikan bahwa benda tersebut adalah drone yang bisa diterbangkan untuk pengambilan foto dari ketinggian dan bisa juga dijadikan sebagai alat pemetaan.

Dari dua paparan di atas, ada hal penting yang bisa kita jadikan perenungan. Artinya, ketika kita  melihat sesuatu jangan dari kulit luarnya saja atau dari casing-nya saja. Sementara isinya kita belum selami. Anggap saja seperti memilih durian atau mangga yang dari tampilan kulit luarnya cantik, tapi begitu buka isinya, ternyata busuk, berulat dan tidak enak ketika disantap.

Deretan kata dan kalimat di atas sebenarnya ingin menegaskan bahwa dalam hidup ini kita seringkali merasa paling benar dan orang lain salah semua. Konteksnya jika dihubungkan dengan Kabinet Indonesia Maju yang akan bekerja sepenuh hati membantu presiden dan wakil presiden dalam menjalankan roda pemerintahan, para menteri-nya selalu dipandang dari kulit luarnya saja.

Dengan masuknya orang-orang muda yang profesional dan sudah membuktikan bahwa mereka memiliki track record yang bagus dalam berkarya dan bekerja kenapa harus diributin. Begitu nama-nama itu diumumkan, termasuk nama-nama wamen dan kemudian dilantik, pemberitaan miring tentang sosok menteri dan wamen langsung menyebar lewat media online dan media sosial.

Entah apa yang merasuki orang-orang sirik itu berkomentar "terlalu" berlebihan.

Entah siapa yang menciptakan berita-berita negatif itu dan dengan mudahnya pula masyarakat yang membacanya langsung percaya dan menyebarkan berita yang mirip hoax itu ke semua orang.

Seperti kata teman, ketika kita melakukan kesalahan dan meminta ampun kepada Tuhan, maka dosa kita diampuni oleh Tuhan dan tidak megungkitnya lagi dikemudian hari. Tapi sekarang justru sebaliknya. Manusia lebih hebat dari Tuhan yang dengan mudahnya membongkar dosa-dosa lama dan membukanya lebar-lebar ke publik. Tujuannya hanya ingin orang yang dimaksud bisa dicampakkan. Lantas, apakah penggantinya langsung kepada orang yang menyebarkan keburukan itu? Belum tentu!

Manusia sekarang kalau kecewa langsung menumpahkan kekecewaannya dengan mencarikan kambing hitam. Hanya karena tak dapat proyek atau tak dapat jabatan langsung membuat rencana besar dengan melibatkan banyak orang untuk  melakukan makar atau aksi demo yang mengarah ke kerusuhan serta merugikan banyak kalangan.

Pola-pola seperti ini tidak jamannya lagi. Kalau mau diperhitungkan, tunjukkan prestasi dan kemampuanmu, tingkatkan kompetensi dan buktikan karakter serta integritasmu apakah bisa dipercaya atau tidak.

Jangan melakukan cara-cara yang salah atau merugikan diri sendiri dan orang lain hanya untuk mendapatkan keuntungan serta jabatan yang diinginkan. Karena, biasanya jabatan yang diperoleh dengan cara-cara yang salah umurnya tidak bertahan lama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline