Lihat ke Halaman Asli

James P Pardede

Freelancer

Menyaksikan Drama Pencopotan Papan Nama Itu

Diperbarui: 17 September 2019   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencopotan papan nama | dokpri

Ada yang bersedih, ada yang kecewa dan ada yang merasa menyesal kenapa tidak terpilih lagi menjadi Anggota DPR, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Saat menyaksikan acara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji Anggota DPRD Sumut Periode 2019-2024 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol Medan, Senin (16/9/2019) kemarin.

Beberapa anggota DPRD Sumut periode sebelumnya yang kembali terpilih sudah pasti hadir, yang tidak terpilih hanya beberapa orang saja yang 'berjiwa' besar dan menduduki meja tempatnya selama ini bersidang. Dihadapannya masih terpasang namanya dengan jelas, entah perasaan apa yang ada di dalam hati para anggota dewan yang tidak terpilih saat menyaksikan Anggota DPRD Sumut yang baru dilantik.

Saat Sekretaris Dewan membacakan surat keputusan Mendagri untuk pemberhentian dengan hormat terhadap 100 orang anggota dewan periode sebelumnya, nama-nama angota dewan yang segera mengakhiri masa jabatannya tidak dibaca secara keseluruhan, hanya beberapa nama saja yang dibacakan sebagai perwakilan.

Setelah pembacaan nama usai, Sekwan selanjutnya membacakan nama-nama Anggota DPRD Sumut Periode 2019-2024 untuk maju ke depan dan bersiap mengambil sumpah/janji sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Pada saat pembacaan nama-nama anggota dewan terpilih itu berlangsung, beberapa orang staf DPRD Sumut memulai sebuah drama yang sangat menyedihkan.

Drama itu adalah drama pencopotan papan nama anggota dewan yang telah diberhentikan dari jabatannya setelah melewati masa tugas lima tahun. Satu per satu papan nama itu dicopot dan dikumpulkan untuk kemudian dipasang papan pengganti bertuliskan nama partainya saja.

Pada saat drama pencopotan itu berlangsung, anggota dewan yang tidak terpilih kembali langsung berdiri dan berangsur pergi meninggalkan ruangan sidang. Mereka menyalami beberapa teman, kerabat dan para jurnalis yang bertugas di sana. "Sampai ketemu di lain kesempatan ya," begitu kata salah seorang anggota dewan periode sebelumnya seraya pergi meninggalkan ruang sidang.

Menurut salah seorang anggota dewan yang pada periode ini tidak terpilih kembali, ada perasaan sedih saat mengenang masa-masa menjadi anggota dewan selama lima tahun. Pada saat sosialisasi, ia mengakui kurang maksimal dalam melakukan sosialisasi dan ia juga mengakui selama lima tahun menjabat kurang 'serius' dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat. Amanah yang dititipkan kepadanya tidak dijalankan dengan maksimal.

Apa pun ceritanya, dan apa pun alasannya, untuk saat sekarang sudah banyak masyarakat kita yang cerdas dan melek politik. Hanya saja terkadang masih lebih mudah percaya HOAX daripada berita sebenarnya. Drama pencopotan papan nama hanya sebagian dari suka duka anggota dewan yang akhirnya harus menerima kenyataan tidak lagi terpilih dan menjabat sebagai wakil rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline