Setelah menamatkan kuliahnya di Monash University, Melbourne, Australia, Harris Hartanto tidak pernah bermimpi kalau akhirnya ia memutuskan untuk menekuni bisnis 'Kopi' dengan nama Coffeenatics dibilangan Jalan Teuku Cik Ditiro, tepatnya di depan sekolah SMA N 1 Medan.
Ia mulai tertarik dengan dunia kopi sewaktu masih kuliah di Australia dan ketika berkesempatan menyicipi kopi dengan rasa yang beragam, sesuatu yang beda dari apa yang biasanya ia rasakan dan dari belahan dunia yang berbeda.
Ketertarikan Harris semakin beralasan ketika dirinya menyadari Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, tapi sangat jarang sekali menemui kopi Indonesia di Australia, terutama di Melbourne.
Ternyata banyak pelaku kopi di Australia yang meng-asosiasikan kopi Indonesia dengan kualitas yang lebih rendah, dengan alasan ilmu pasca panen kopi yang belum begitu sempurna. Menjadikan salah satu visi Coffeenatics untuk memperkenalkan kopi terbaik Indonesia ke luar Negeri terutama Australia
Ketika memulainya 4 tahun lalu, Harris Hartanto hanya mengandalkan ilmu dan pengalamannya yang ia dapatkan di Australia. Sambil kuliah, perlahan tapi pasti, Harris juga banyak mengikuti pelatihan di bidang kopi.
Ia juga mulai belajar bagaimana membedakan kopi yang kualitas bagus dengan kopi yang kualitasnya kurang bagus, belajar roasting, belajar menjadi barista dan belajar mengasah insting untuk membedakan rasa ketika menikmati kopi dengan varietas berbeda.
"Proses belajar tidak pernah berhenti, saya sangat senang kalau ketemu dengan seseorang yang juga mencintai kopi dan mau berbagi pengalamannya tentang kopi. Dengan cara itu, saya bisa update informasi dan menambah pengetahuan tentang kopi. Dari proses belajar ini saya semakin mengenal kopi dan tidak seperti anggapan banyak orang, bahwa minum kopi apa saja rasanya tetap sama. Ternayata kopi itu mempunyai rasa yang beragam," tandas Harris.
Coffeenatics yang ia bangun dengan Norita Chai sebagai Head Barista dipenghujung tahun 2015 lalu tidak langsung diserbu konsumen atau diminati banyak kalangan. Karena, penikmat kopi itu hanya orang-orang tertentu saja, itu sebabnya Coffeenatics tidak lantas jor-joran pasang iklan di media massa cetak atau elektronik.
"Daripada kita jor-joran pasang iklan, mending kita belajar dan belajar terus untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang kopi, termasuk mengenal tanamannya. Dengan meningkatkan pengetahuan di bidang kopi, kita bisa berbagi informasi kepada konsumen yang datang dan bertanya kepada kita," kata Harris.
Pemilihan nama Coffeenatics adalah singkatan dari Coffee Fanatics. Karena, kata Harris sejak di Australia ia dan Norita sudah sangat fanatik dengan kopi dan ingin tahu lebih banyak tentang kopi. Harris juga tidak mau dianggap sebagai orang hanya ikut-ikutan mengenal kopi.
Karena keseriusannya berbisnis kedai kopi, Haris Hartanto juga sering diundang jadi pembicara di beberapa kota (Bali, Surabaya, Jakarta dan Medan) dengan topik utama tentang kopi dan bagaimana ia membangun usaha kedai kopi. Beberapa event dan pameran juga sering diikuti.
Tahun ini (Februari 2019) Coffeenatics akan mengikuti salah satu acara expo di Melbourne untuk mempromosikan kopi Indonesia, khususnya kopi Sumatera. Kopi hasil racikan Coffeenatics juga sudah banyak yang dikirim ke berbagai negara.