Syamsir Harahap (65) pensiunan pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara tetap tersenyum saat menemani sang isteri tercinta untuk cuci darah di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara setiap hari Senin dan Kamis. Pagi-pagi sekali, Syamsir sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menemani sang isteri ke rumah sakit.
Tak ketinggalan dengan kartu BPJS Kesehatan atas nama isterinya, beberapa dokumen lainnya jika dibutuhkan juga ikut dibawa dalam mobil yang mengantarkan mereka sampai ke rumah sakit.
"Setelah pengobatan beberapa waktu lalu isteri saya mengalami gagal ginjal, dokter menyarankan agar isteri saya rutin untuk melakukan cek kesehatan sekaligus cuci darah ke rumah sakit yang telah ditunjuk dan direferensikan oleh BPJS Kesehatan," katanya.
Menurut Syamsir, saat berbincang dirumahnya beberapa waktu lalu, kita sebagai manusia ciptaan Tuhan hanya bisa berencana tapi pada akhirnya Tuhan yang menentukan hidup kita apakah hanya sampai hari ini, besok atau beberapa tahun lagi.
Tak ada yang bisa memprediksi kapan kita sakit dan kapan kita mati, yang ada adalah bagaimana kita menjaga kesehatan agar tidak sampai jatuh sakit. Kalau pun akhirnya jatuh sakit, berarti ada sistem dan jaringan dalam tubuh yang mengalami gangguan.
Menjalani hidup dan masa pensiun bersama isteri tak perlu stress, selagi masih bisa makan, masih bisa bercanda dengan cucu dan masih ada BPJS Kesehatan yang siap sedia menjadi teman saat harus menjalani pemeriksaan ke rumah sakit, kata Syamsir berarti masih ada harapan. Masih ada kesempatan untuk menikmati sisa hidup yang Tuhan berikan.
"Bagi kami yang sudah pensiun ini, kartu BPJS Kesehatan ibarat setitik air di padang gurun. Disaat kita haus atau dahaga, BPJS Kesehatan siap sedia untuk melepaskan rasa haus kita," tandasnya.
Sama halnya dengan pasangan Ricard Tambunan dan Jerniwanti yang merasa sangat bergantung pada BPJS Kesehatan. Anak kedua mereka lahir dengan operasi caesar di Rumah Sakit Methodist Suzanna Wesly Medan. Bayi laki-laki yang lahir diberi nama Salomo Tambunan dan sekarang sudah berusia 3 tahun lebih.
Menurut Jerniwanti, sesuatu hal yang membuatnya tersenyum bahagia adalah karena permohonannya menjadi peserta BPJS Kesehatan sudah disetujui 14 hari sebelum persalinannya pada waktu itu. Dan ketika menjalani proses persalinan di rumah sakit, semua biaya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
"Bagi keluarga kami, BPJS Kesehatan adalah seperti dewa penolong dan hadir saat sangat dibutuhkan," kata Jerniwanti.
Tidak hanya persalinan anak kedua, April 2017 lalu Jerniwanti juga melahirkan anak yang ketiga di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan, dengan operasi caesar juga. Biaya pemeriksaan dan proses persalinan semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Anak yang ketiga juga laki-laki dan diberi nama Gideon Tambunan.