Berawal dari kesukaan membaca dan mengoleksi buku-buku sejarah, filsafat, biografi, sastra dan budaya serta buku lainnya, Khairul Ikhwan yang akrab disapa dengan panggilan Micel merasa kesulitan untuk menyimpan buku yang sudah selesai dibaca dirak bukunya. Ia pun mulai memberanikan diri untuk menjual buku-buku bekasnya secara online lewat websitenya www.kedaibukubekas.blogspot.com yang selalu dipromosikan lewat media sosial facebook, twitter atau instagram.
Micel sebenarnya pada waktu itu berkeinginan untuk membuka usaha lain setelah berhenti menjadi jurnalis di salah satu media online nasional. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dianggapnya bisa menghasilkan adalah menekuni usaha penjualan buku-buku bekas.
Jangan anggap remeh dengan buku bekas, karena isi bukunya tetap berkualitas, hanya harganya yang sedikit lebih miring dari buku baru. Micel pun mulai memilih dan memilah buku bekasnya untuk difoto dan di publish di website.
Pada awal merintis bisnis jual buku bekas yang dilakoninya sejak 2014, pesanan yang masuk ke email pribadinya masih sangat sedikit. Ada yang memesan buku sejarah, buku biografi dan buku filsafat. Dalam website yang memajang buku-buku bekas, Micel melampirkan ketentuan dan tata cara pemesanan.
"Kedai Buku Bekas hanya menjual produk secara online. Semua produk buku bekas terjamin kualitasnya. Harga yang tertera belum termasuk ongkos kirim. Pembayaran bisa dilakukan melalui rekening dan setelah pembayaran dilakukan buku akan segera dikirim melalui JNE atau sesuai dengan permintaan pembeli. Harga buku belum termasuk ongkos kirim," demikian kalimat yang tertera dalam Tata Cara Pemesanan dan Pembayaran.
Untuk lebih memaksimalkan promosi Kedai Buku Bekas, Micel juga membuka gerai di Buka Lapak dan Toko Pedia. Pemesanan buku bekas yang dipajang di galeri bisnis online sekelas Buka Lapak dan Toko Pedia mulai mendapat respon dari seluruh penjuru Nusantara.
"Sekarang, setiap hari selalu saja ada pesanan buku dari berbagai daerah dan kota di Indonesia. Jumlah pemesanan paling banyak didominasi pencinta buku dari Yogyakarta dan DKI Jakarta. Pengiriman buku ke alamat pembeli biasanya menggunakan jasa JNE terutama untuk daerah Papua dan kota lainnya seperti Kalimantan dan Sulawesi. Selain menggunakan jasa JNE ada juga pembeli yang meminta pengiriman menggunakan jasa logistik lainnya," kata Micel.
Dari hasil berselancar di dunia maya dan singgah sekejap di Kedai Buku Bekas, dari beberapa jenis buku yang dijual disana, menurut Micel buku yang paling diminati adalah buku-buku filsafat dan buku sejarah. Ada juga buku pengayaan dan buku materi kuliah bidang ilmu politik, sosial dan budaya terutama untuk kalangan mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi.
"Alasan saya mempercayakan pengiriman pesanan pembeli dengan layanan jasa logistik JNE adalah karena JNE mudah dilacak dan keberadaan barang yang kita kirim bisa dipantau sudah berada dimana. Kebanyakan, pemesanan dari daerah Timur seperti Papua biasanya pembeli meminta saya mengirimkan buku pesanan dengan layanan jasa pengiriman JNE," paparnya.
Saat ditanya berapa keuntungan yang diperoleh dari bisnis online Kedai Buku Bekas miliknya, Micel hanya tersenyum. "Yang pasti, walau bisnisnya buku bekas tapi paling tidak bisa juga menikmati hidup lebih berkualitas, waktu bersama anak dan keluarga bisa lebih banyak. Karena, bisnis online jual buku bekas bisa dijalankan dimana saja, asal ada koneksi internetnya," tandas Micel.
Tak jauh berbeda dengan Jerni Wanti yang memulai bisnis online penjualan baju dan tas lewat Hana Olshop yang terpajang di akun media sosial Facebook-nya. Selain promosi lewat FB, Jerni juga promosi baju dan tas yang dijual lewat Instagram.