Lihat ke Halaman Asli

James P Pardede

Freelancer

Perketat Seleksinya, Lakukan Evaluasi Berkesinambungan

Diperbarui: 4 April 2017   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkelahian, sistem rodam antara senior dengan junior (perpeloncoan) dan sikap "merasa lebih senior" terhadap junior terkadang perlakuannya berlebihan. Berbeda pula kasusnya dengan kematian siswa Taruna Nusantara bernama Krisna Wahyu Nurachmad, berdasarkan informasi yang diperoleh dari pelaku diketahui bahwa pelaku dendam terhadap Krisna karena sudah beberapa kali memergokinya melakukan pencurian barang-barang sesama siswa taruna.

Seharusnya, ketika Krisna sudah melaporkan perilaku temannya yang suka mencuri barang-barang temannya sudah mengambil tindakan agar memisahkan barak atau melakukan rotasi penghuni barak untuk menghindari rasa dendam berkepanjangan. Kalau dalam perilaku hidup sehari-hari, orang yang suka mencuri barang-barang kecil ini disebut mengidap penyakit kleptomania. Karena aksi pertamanya mulus, ia jadi ketagihan untuk melakukan aksinya kembali.

Yang disayangkan adalah, perilaku pelaku yang ketika tertangkap basah melakukan aksinya merasa terusik dan menaruh dendam terhadap Krisna Wahyu. Karena merasa aksinya terbongkar dan tersebar ke semua kalangan siswa taruna, pelaku telah merencanakan sesuatu yang tidak manusiawi, yaitu menghabisi nyawa temannya sendiri dengan pisau.

Ketika pelaku ditangkap, perlu dilakukan tes kejiwaan apa sesungguhnya motif pelaku sampai menghabisi nyawa temannya sendiri, temannya satu barak. 

Menyikapi hal ini, ke depan pihak sekolah Taruna Nusantara harus melakukan seleksi yang lebih ketat dengan melibatkan psikolog, kemudian setelah mereka berada di lingkungan sekolah, perlu ada kegiatan yang intinya melakukan evaluasi terhadap perkembangan siswa serta keberadaan emosional siswa agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kejadian ini telah mencoreng dunia pendidikan kita, ini sekaligus menjadi tantangan bagi semua kalangan untuk melakukan evaluasi diri apakah kita sudah benar dalam mendidik anak, mengawal pertumbuhan anak dan memenuhi haknya untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline