Lihat ke Halaman Asli

James Martua Purba

Digital Cooperative and Financial Enthusiast

RAHASIA : Digitalisasi Koperasi Menciptakan PENDAPATAN BARU !

Diperbarui: 21 Desember 2023   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Masih banyak Pengurus Koperasi yang belum mengetahui rahasia bahwa digitalisasi koperasi dapat menciptakan pendaatan baru (new revenue stream). Karena mindset yang terbangun adalah digitalisasi menghabiskan biaya, mahal dan ribet, anggota banyak yang gaptek dan berbagai alasan lainnya.  

Sebaliknya koperasi2 yang telah melakukan digitalisasi merasakan bahwa pekerjaan makin efisien, transparan, fraud berkurang dan jumlah anggota terus bertambah...dan ternyata biaya digitalisasi tertutupi dari pendapatan baru bahkan melebihi, yang tercipta dari gotong royong anggota dalam bertransaksi di platform koperasi milik sendiri.

Sini, saya kasih tau...

KASUS

Koperasi Karyawan BUMN ANU (jenis Simpan Pinjam, lagi) sudah berdiri lebih dari 35 tahun beranggotakan sebnayk 600 orang.

Jumlah total karyawan sebetulnya ada 1.000 orang, entah mengapa bertahun-tahun tidak bertambah. Selidik punya selidik ternyata Koperasi tidak menarik pegawai karyawan baru, apalagi tenaga kontrak. Karyawan lama bertahan bahkan hingga pensiun dan jadi Pengurus. Juga tidak ada penawaran menjadi Anggota serta terdengar isu banyak kredit macet yang terkait dengan Perbankan. Sebagian memilih keluar sebagai anggota dan menarik simpanan.

Masalah muncul ketika Anggota koperasi yang awalnya potong gaji lewat koperasi, sekarang dipotong langsung oleh Bank. Anggota protes ke Pengurus dan Pengurus protes ke bank. Berputar-putar sudah lebih 3 tahun tidak selesai bahkan sudah me pulakminta ditengahi oleh Pimpinan instansi, bahkan nyaris ke Pengadilan. Seperti  tidak ada jalan keluar.Koperasi mulai melemah dan nampaknya akan berhenti beroperasi.

Sudah sejak 2 tahun ada penawaran mendigitalisasi koperasi dari sebuah perusahaan (PT) platform  digital koperasi . Pengurus memahami pentingnya digitalisasi dan berencana melaksanakannya dalam waktu dekat. Namun berdasarkan hasil RAT Pengurus  memutuskan membangun sendiri dengan alasan mampu dan tersedia biaya anggaran/investasi meskipun jumlahnya cukup besar. Koperasi membeli komputer, laptop, printer, sewa cloud server serta merekrut 1 orang SDM/Programmer.

Ternyata Programmer (yang belum memahami usaha  dan proses bisnis koperasi) butuh waktu 6 bulan memahami proses bisnis dan menyiapkan requirement. Pengurus yang sudah ingin digitalisasi mendesak terus, namun setahun berjalan pengembangan aplikasi tidak berjalan dan Programmer mengundurkan diri. Proyek bikin aplikasi sendiri ini menghabiskan biaya puluhan bahkan ratusan juta.

Ketika terjadi pergantian Pengurus, belajar dari kasus bikin aplikasi sendiri, Pengurus baru memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan penyedia plaform Koperasi, yang qualified , telah terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kominfo dan memiliki lisensi ISO 27001. Data anggota koperasi aman terlindungi. Karena aplikasi digital koperasi sudah harus sekelas dengan Bank. Jangan sembarangan. Penggunaan platform kemitraan  dianggap lebih efisien biaya dan waktu.  Namun , terkendala lagi karena anggaran sudah habis alias tidak tersedia.Pengurus rapat lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline