Lihat ke Halaman Asli

James Manarisip

Simple man

Negara dalam Koma (Tolong!)

Diperbarui: 26 September 2019   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa datang ke Gedung DPR/MPR sambil membawa spanduk

Akhir-akhir ini, lebih tepatnya sebulan terakhir ini, ujian besar melanda bangsa Indonesia.

 Semua media, televisi nasional, sosial media menyoroti permasalahan bangsa yang menumpuk dan rasa-rasanya Tuhan sedang menguji kesabaran dan ketahanan terhadap bangsa ini.  

Kebakaran hutan, pelemahan di dalam revisi UU KPK, RUU KUHP yang kontroversial dan aneh bin ajaib membakar semua elemen rakyat untuk nyingir dan meng-kritik secara keras  terhadap  2 Stakeholder bangsa ini ( Pemerintah dan DPR ). 

DPR dan Pemerintah yang biasanya bersebrangan terlihat saling ''tolong-menolong'' dan men-support keanehan yang mereka buat dan saling tau dengan keamanan posisi mereka masing-masing. Semua pernyataan  sikap penguasa tidak memberikan rasa aman kepada rakyat itu sendiri. Negara seperti dalam koma di antara kehidupan bebas ber-demokrasi dan direnggut kebebasan dan berekspresi.

Puncak klimaks ''perlawanan'' rakyat yang diwakili mahasiswa, terjadi pada tanggal 23-24 September di depan gedung MPR/DPR RI.  Semua elemen mahasiswa bersatu untuk ber unjuk rasa dan menekan pemerintah untuk membatalkan RUU KUHP, menyelesaikan masalah pembakaran hutan, Revisi UU KPK dan berbagai aspirasi lainnya yang menjadikan aksi penyampaian pendapat menjadi penyampaian aksi sumpah serapah, klimaks kekecewaan rasa frustasi terhadap pemerintah beserta jajaran-nya yang terhormat.

Tanggal 24 adalah klimaks dari hari sebelumnya. 

Dimana tanggal 23 waktu malam, dan di serukan ketua BEM Universitas Indonesia, mahasiswa mengeluarkan mosi tidak percaya kepada DPR, wakil rakyat mereka sendiri. 

Aksi yang digelar dari pagi pun terpantau aman, khusyuk dan mahasiswa masih mengeluarkan pendapat mereka dengan sopan. Tetapi, seiring berjalan-nya waktu, melewati siang, ketidak jelasan yang diterima dan semakin membeludaknya jumlah mahasiswa yang ada.

Mereka memberikan tenggat waktu terhadap DPR yang sedang melakukan rapat paripurna di dalam gedung, untuk keluar dan berdialog dengan mahasiswa yang ada. Apakah mereka keluar dan menemui mahasiswa? Tentu tidak. Hehe.

Pukul 16.00 lebih sedikit. Sesuai ultimatum mereka, mahasiswa pun membuat barricade dan memaksa masuk ke gedung tersebut. Aparat polisi yang berjumlah tidak teralu banyak, cukup kewalahan dan harus mundur ke belakang untuk menembakkan gas air mata dan water canon ke arah mahasiswa yang semakin bersemangat menerobos masuk. 

Ada sedikit cerita yang lucu dan berkesan bagi penulis di sini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline