Lihat ke Halaman Asli

James Aditya

Pelajar yang belajar untuk menulis

Menyejukkan tapi Merusak Obat Anti Inflamasi

Diperbarui: 24 Oktober 2017   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo para pembaca setia Kompasiana. Kembali lagi dalam essai seputar biologi bulanan edisi Oktober. Dalam essai saya yang kali ini saya ingin mengulas tentang obat anti inflamasi dan dampaknya pada pertumbuhan dan perkembangan otot. Maka dari itu siapkan posisi duduk yang nyaman dan ayo mulai membaca.

Sebelum membahas tentang obat anti inflamasi, ada baiknya kita tahu tentang inflamasi. Inflamasi adalah peradangan yang disebabkan dari dalam maupun luar tubuh. Inflamasi terjadi sebagai efek dari meningkatnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, mikroorganisme, dan sel yang rusak sehingga menyebabkan adanya bentol, nyeri, sakit, panas atau bercak merah. Inflamasi sendiri merupakan bentuk imunitas bawaan tubuh. Rasa nyeri yang ditimbulkan oleh inflamasi disebabkan oleh adanya otot yang sedang beregenerasi. Gejala-gejala inflamasi ini disebabkan oleh salah satunya prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi dan nyeri. Inflamasi juga menyebabkan vasodilatasi dan edema (pembengkakan) dan efek lainnya.

Nyeri yang disebabkan oleh inflamasi kebanyakan tidak berbahaya, tapi ada kalanya perlu untuk mengontrol rasa sakit akibat proses inflamasi. Setelah dilakukan riset, dihasilkanlah obat yang efektif dalam menyebuhkan dengan efek samping minimal yaitu obat anti inflamasi. Obat ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu non steroid (NSAID) dan steroid. 

Untuk mengatasi inflamasi maka diminumlah obat ini. Obat anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan rasa sakit bukan dari mikroorganisme tapi dari dalam tubuh sebagai respon tubuh dari cedera jaringan. Obat anti inflamasi memiliki beberapa efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan akan menghasilkan efek samping yaitu adanya pendarahan, gangguan penyembuhan luka, peningkatan tekanan dalam mata, otot melemah, dan efek samping lainnya.

Segala hal yang terjadi secara tidak natural pasti memiliki dampak yang negatif. Begitu juga pada obat anti inflamasi. Obat inflamasi membuat supaya otot kita bekerja secara tidak natural maka dari itu obat inflamasi tentunya memiliki dampak yang negatif pada pertumbuhan dan perkembangan otot. Obat anti inflamasi bekerja dengan melakukan penghambatan pada enzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim ini berperan dalam pertumbuhan prostaglandin dan tromboksan. Dengan terhambatnya isoenzym ini, maka prostaglandin yang menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi itu pun tidak terbentuk. 

Dari tidak terbentuknya atau berkurangnya produksi hormon prostaglandin, gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan rasa sakit menjadi berkurang atau berhenti, yaitu karena hormon ini merupakan mediator dalam kontraksi dan relaksasi otot dan memberikan sinyal nyeri bagi tubuh apabila ada cedera. Ketika kita berolahraga secara berlebihan maka tubuh kita akan menghasilkan zat ini dan membuat rasa nyeri di bagian tubuh misalnya di kaki saat kita berlari dan di lengan saat mengangkat beban. Proses inflamasi juga merupakan alasan dari pertumbuhan dan perbesaran otot. Ketika kita melakukan latihan latihan fisik, bagian bagian tubuh yang dilatih akan mengalami cedera. 

Cedera ini diakibatkan penggunaan kemampuan otot secara berlebih. Cedera ini menimbulkan kerusakan pada jaringan otot dan tubuh kita berusaha untuk menyembuhkannya dan menimbulkan inflamasi yang menimbulkan rasa sakit. Untuk melakukan perbaikan dan penyembuhan pada jaringan otot yang rusak, tubuh akan mengeluarkan hormon anti inflamasi yaitu salah satunya sitokin yang bertugas melakukan proses regenerasi otot. 

Inflamasi pada jaringan otot adalah cara bagi otot untuk memperbaiki dan melakukan proses regenerasi jaringan otot yang mengalami cedera, dengan begitu otot akan menjadi semakin besar, kuat, dan mampu beradaptasi mengangkat beban yang berat. Dari informasi ini kita dapat menyimpulkan bahwa untuk membentuk otot yag lebih besar dan kuat daripada kondisi otot kita sekarang, kita secara langsung melakukan perusakan pada jaringan otot kita dan membuat agar tubuh kita memperbaikinya.

Penggunaan obat anti inflamasi dalam jangka pendek tidak terlalu memiliki dampak yang besar bagi tubuh. Efek jangka pendek konsumsi obat ini antara lain, meningkatkan resiko penyakit asma, gagal gjantung, gagal ginjal, gangguan lambung, dan pendarahan tapi untuk penggunaan obat anti inflamasi dalam jangka panjang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan regenerasi otot dan adaptasi otot dalam tubuh. Ketika seseorang menggunakan obat anti inflamasi secara berlebihan maka produksi dari hormon prostaglandin yang berfungsi sebagai mediator inflamasi akan terhambat. 

Apabila dalam tubuh tidak diproduksi hormon prostaglandin maka hormon sitokin yang bertugas meningkatkan kekebalan tubuh dan melakukan regenerasi dan memperbaiki otot kita yang mengalami kerusakan tidak dapat terproduksi dan bekerja sehingga menghambat regenerasi dan adaptasi otot dalam tubuh. Ketika kita mengkonsumsi obat anti inflamasi secara berlebihan maka otot kita yang sudah lemah dan tak memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi dengan baik akan terasa sangat sakit ketika ada cedera dalam tubuh setelah berolahraga. 

Penggunaan obat anti inflamasi yang berlebihan dan terhambatnya regenerasi pada otot inilah yang membuat otot kita menjadi semakin mengecil atau tidak bertambah besar meskipun kita sering melakukan latihan fisik. Hal ini dapat ditangkal dengan penggunaan obat anti inflamasi yang menggunakan steroid, tapi efek sampingnya justru lebih berbahaya baik bagi otot maupun seluruh tubuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline