Pada tahun 1961, presiden Sukarno merencanakan kunjungan dua setengah bulan ke belasan negara di seluruh dunia. Sukarno sempat mengunjungi negara-negara seperti Amerika Serikat, Afghanistan, Ghana dan Rusia.
Dalam perjalanan ini, Sukarno juga sempat mencari waktu singkat untuk mengunjungi negara Irlandia pada tanggal 25 Mei 1961. Singkat sekali. Rencananya untuk mengunjungi Irlandia untuk lima setengah jam, kunjungan yang paling singkat dari pemimpin luar negeri di Irlandia. Kenapa Sukarno pilih mengunjungi Irlandia dan bukan Inggris tetangganya? Pasti Irlandia bukan negara penting dari aspek politik atau ekonomi.
Ada kemungkinan kunjungan ini dilakukan oleh Sukarno untuk membuat pemerintah Inggris kesal. Dan juga pada April 1961, duta besar Inggris di Jakarta, Sir Leslie Fry, sempat bertemu Sukarno untuk mengajak Sukarno untuk singgah berikutnya ke Inggris pada tahun itu di bulan Mei. Walaupun Sukarno menerima ajakan itu, beliau mengatakan tidak akan ada kesempatan mengunjungi Inggris.
Pada tanggal 25 Mei 1961, jam sepuluh pagi, pesawat Sukarno dari Wina Austria, mendarat di bandara Dublin, Irlandia. Presiden Sukarno turun dari pesawat dan disambut oleh kira-kira 70 mahasiswa dan pekerja dari kedutaan besar Indonesia di London, Inggris. Bendera merah putih dikibarkan dan lagu nasional Indonesia Raya dinyanyikan. Salah satu orang yang juga ikut acara itu adalah Budoyo Soebandrio, salah satu murid Indonesia yang dididik di sekolah di Naas, Irlandia dan melanjutkan pendidikannya di National University of Ireland di kota Dublin, Irlandia.
Budoyo adalah anak Soebandrio yang saat itu menjabat sebagai duta besar Republik Indonesia di kota London. Di acara ini juga ada beberapa penari Indonesia yang baru selesai ikut festival di Cork, Irlandia Selatan pada tanggal 17 Mei - 22 Mei. Di antara penari yang ikut festival itu adalah Koeswardani Kaswan, Made Suandhe dan Chesterina Sim Zecha, serta koreografer Dr Humardani. Koeswardani Kaswan, murid perawat di Inggris, memamerkan tarian cakalele.
Antara kelompok besar yang tunggu untuk kedatangan presiden Sukarno itu ada pendeta J Lynch yang pernah hidup di Indonesia. Dia juga sempat bertemu dan berbicara bersama presiden Sukarno pada tahun 1956 saat Sukarno mengunjungi kota Vatikan. Pada kunjungan ini, Sukarno menceritakan tentang rasa hormatnya untuk Terence MacSwiney, yang pernah dijabat sebagai walikota Cork, Irlandia. Terence terkenal sebagai pendukung kemerdekaan Irlandia dari penjajahan Inggris. Karena dia dianggap makar oleh pemerintah Inggris, dia dipenjarakan dalam penjara Brixton, London.
Saat perang kemerdekaan Irlandia dimulai, Terence masih ada di dalam penjara. Untuk menunjukan dukungannya, dia mogok makan. Perjuangannya tahan untuk 73 hari, tapi sayangnya dia wafat sebelum Irlandia dapat kemerdekaan. Sukarno mencerita bahwa saat pesawatnya mendarat di bandara Shannon untuk mengisi bensin, Sukarno mengatakan jika ada waktunya, ada keinginan untuk pergi ke makam Terence MacSwiney.
Sesudah acara penyambutannya selesai, rombongan Sukarno langsung pergi ke Hotel Shelbourne di kota Dublin. Pada jam 11:30 hari itu, Sukarno bertemu amon de Valera yang berjabat sebagai Presiden Irlandia waktu itu di Aras an Uachtarain, rumah resmi presiden Irlandia. Terus pada jam 13:15 Sukarno bertemu dan makan bersama Sen Lemass, Perdena Menteri Irlandia di Iveagh House.
Lalu pada jam 15:00, Sukarno direncanakan naik pesawat dan langsung pergi ke kota berikutnya Praha di negara Ceko untuk tiga hari. Tapi karena Sukarno sampai telat di bandara, itu berarti keberangkatannya tertunda sampai jam 15:20. Di depan pers, duta besar Indonesia untuk Inggris, Soebandrio, berbicara di depan pers dan menceritakan bagaimana Sukarno terkesan oleh kunjungan ke Irlandia.
Daftar Pustaka Koran Irlandia
‘Dublin Visit of Dr. Sukarno’ Evening Herald (28 April 1961) page 18