Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Akhir Gerai Antiq Stone

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1390309351989970279

Tanggal 31 Januari mendatang, Antiq Stone, gerai koleksi batu antik yang berlokasi di Lantai III Pondok Indah Mall 1 akan ditutup. Pengunjung PIM tidak akan lagi melihat gerai koleksi batu antik yang hadir sejak PIM didirikan tahun 1991, 22 tahun lalu.

Pemiliknya, Djunaedi Handoko (68), tidak mempunyai pilihan lain kecuali menutup gerai Antiq Stone karena anaknya tidak berminat meneruskan bisnis yang dirintisnya sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). ”Saya tahu batu unik dari bapak saya yang juga menggeluti bisnis batu unik. Namun, anak saya tidak ingin meneruskan bisnis yang saya rintis ini,” katanya.

1390313096630994357

Jika melongok ke dalam gerai itu tampak berbagai koleksi Djunaedi di Antiq Stone, antara lain berbagai jenis dan ukuran batu antik, mulai dari seukuran batu cincin hingga yang berdiameter 50 sentimeter. Warnanya berbagai macam.

Koleksi batu antik ada yang menggambarkan sosok Sun Go Kong, batu Liontin bercorak Dewi Kwan Im, batu cincin bercorak tulisan Allah dalam karakter Arab, fosil binatang laut, batu berwarna pelangi, fosil pancawarna bermotif kepala anjing, dan bonggol kepala.

Djunaedi menjelajahi ke berbagai tempat untuk mencari batu hingga akhirnya terkumpul banyak batu antik. Yang ada di gerainya di PIM hanya sepertiganya, ia masih memiliki banyak lagi di gudangnya. Ia mengklaim, batu-batu antik koleksinya berharga miliaran rupiah.

Kesukaannya akan batu antik itu membuatnya banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh elite Indonesia. Seperti Presiden Soeharto (almarhum), Menteri Luar Negeri Ali Alatas (almarhum), Kepala Polri Jenderal (Pol) Anton Sudjarwo, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

13903131491377157268

Sebelum tokonya ditutup, ia ingin mengoper koleksinya kepada orang yang memang suka. ”Hanya dengan begitulah batu-batu antik ini bisa berlanjut,” ujarnya. Ia menambahkan, ”Saya sudah tua dan sakit-sakitan, dan sebentar lagi masa saya habis.”

Djunaedi mempunyai obsesi ingin diwawancarai oleh surat kabar atau majalah Singapura.(JL)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline