Lihat ke Halaman Asli

Ayo Bangkit Pemuda-Pemudi Indonesia!

Diperbarui: 12 Februari 2017   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://gosipcerita.wordpress.com/

 

Pertama:
 Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
 Kedoea:
 Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
 Ketiga:
 Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Itulah bunyi Sumpah Pemuda yang berkumandang 28 Oktober 1928 silam. Sumpah ini menandakan awal semangat persatuan di Indonesia, saat perkumpulan pemuda dari seluruh penjuru Indonesia berkumpul untuk merumuskan sikap pemuda Indonesia.

Perjuangan para pemuda tidak bisa diremehkan, kemerdekaan tidak akan terwujud tanpa adanya gerakan pemuda. Soekarno pun berkata “Beri Aku 100 Orang dewasa, akan kupindahkan Semeru dari akarnya, beri aku 10 orang pemuda, maka akan kuguncangkan dunia!”. Metafora yang diucapkan Soekarno menunjukkan betapa peran pemuda sangat vital bagi perkembangan dan arus perjuangan sebuah bangsa.

Namun, masihkan pemuda memaknai metode perjuangan yang sama? Sayangnya semangat itu makin pudar. Saya melihat dimana-mana banyak pemuda yang mengikuti ormas-ormas intoleran dan ikut menyuarakan perpecahan di Indonesia. Pemuda semakin mudah dimanipulasi, karena ideologi Pancasila tidak lagi melekat erat di hati. Semua degradasi moral pemuda ini disebabkan paham fundamentalisme berkedok nasionalisme yang semakin marak beredar.

Nasionalisme jangan sampai berujung pada fundamentalisme, chauvinisme, primordialisme ataupun fasisme. Paham-paham diatas akan menciptakan suasana mencekam karena hanya satu kaum atau golonganlah yang memegang kekuasaan tanpa ada pihak oposisi untuk menyeimbangkan pengaruh politiknya.

Kalau kita biarkan berlarut-larut, untuk apalagi ada kata Bhinneka Tunggal Ika? Ayo bangkit dari keterpurukan pemuda-pemudi Indonesia!. Kekhawatiran ini juga disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Beliau merasakan pemuda sekarang lebih banyak ikut-ikutan dan gampang dihasut. Contoh perihal kasus dugaan penistaan agama, pemuda berbondong-bondong meneriaki apa yang sebenarnya mereka tidak paham benar duduk perkaranya.

"Kita akan setia dan tidak mengkhianati Sumpah Pemuda itu, Banyak yang lupa bahwa kita itu ikrar, bukan beragama yang satu, bukan bergolongan satu," kata Djarot.

Budaya diskusi, kritis dan argumentatif sudah memudar, dengan membawa isu agama, para pemuda terbawa arus, sedangkan aksi yang mereka ikuti cenderung mengkritik Indonesia sebagai sebuah negara yang berlandaskan hukum dan demokrasi Pancasilais. Ironi, saat pemuda jaman perjuangan bertumpah darah memperjuangkan kemerdekaan, pemuda jaman sekarang malah merongrong kedaulatan negara Indonesia itu sendiri.

Ayo kembalilah ke inti perjuangan dan memaknai Nasionalisme secara harfiah jangan setengah-tengah. Bangkitlah pemuda-pemudi Indonesia, bersatulah dalam perbedaan, bangkitkan semangat persaudaraan dan pulihkan kebhinnekaan demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline