Lihat ke Halaman Asli

Menilik Kemajuan Kesehatan Jakarta

Diperbarui: 3 Februari 2017   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sukmamedika.com

Pelayanan kesehatan menjadi salah satu program andalan dalam kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. Selama berlangsungnya kampanye, setiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur cukup memiliki concern terhadap pelayanan kesehatan. Masing-masing pasangan calon memiliki program unggulan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warga DKI Jakarta.  

Salah satunya adalah pasangan calon gubernur dan wakil gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat. Basuki-Djarot cukup memandang serius persoalan pelayanan kesehatan di DKI Jakarta.

Sebagai calon petahana, ketika keduanya sedang menjabat, Basuki-Djarot telah mengimplementasikan berbagai program pelayanan kesehatan salah satunya melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS). Program KJS sangat bermanfaat khususnya bagi warga kurang mampu yang selama ini mengalami kesulitan mendapatkan akses kesehatan yang layak karena mahalnya biaya pengobatan. Dengan KJS, maka seluruh biaya kesehatan baik rawat jalan maupun rawat inap ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Tidak hanya program pengobatan gratis, Basuki-Djarot juga telah mempebaiki sarana kesehatan di rumah sakit bagi warga kurang mampu. Dahulu,  untuk masyarakat kalangan kurang  mampu biasanya masuk ke kamar perawatan kelas tiga yang diisi oleh 10 orang. Saat ini, diupayakan, kamar kelas tiga hanya diisi oleh maksimal empat orang.

"Kamar kelas tiga rumah sakit dibuat manusiawi. Sekarang empat ranjang saja, dulu 10 ranjang. kita juga akan mulai bangun di sumber waras, RS khusus kanker, jantung dan stroke," kata Basuki

Inovasi lain yang telah dikerjakan oleh Basuki-Djarot di bidang pelayanan kesehatan yaitu dengan didirikannyaKetuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH).

Tim KPLDH yang terdiri dari 5 tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan bidan, ditempatkan di setiap puskesmas di DKI Jakarta. Tugas utama tim KPLDH adalah mengunjungi rumah warga untuk mendapatkan data kesehatan masyarakat sehingga dapat dilakukan upaya promotif, preventif dan kuratif pada saat itu juga. Jumlah rasio tim KPLDH adalah 1:5000 warga DKI dan telah melakukan pedataan serta pelayanan kesehatan bagi 60.000 warga DKI Jakarta.

Kedepannya Basuki-Djarot  akan terus mengembangkan berbagai program yang sudah berjalan seperti menambah alokasi dana KJS, perbaikan sarana rumah sakit, dan terus mengoptimalkan peran KPLDH. Dengan cara ini pasangan petahana berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warga DKI Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline