Kesuksesan Ramadhan Membentuk Pribadi Taqwa
Oleh : Jamaluddin
Memasuki Pengujung Ramadhan 1444 Hijriah tinggal menghitung beberapa hari kemudian, hari ini Ahad 16 April 2023 M tepatnya di Ramadhan ke 25 artinya kurang 4 atau 5 hari kedepan Bulan Suci Ramadhan akan meninggalkan kita. Bulan nan suci nan sakral bagi ummat Muslim diseluruh Penjuru Dunia. Bagaimana menghormati dan memuliakan Bulan ini yang senantiasa diisi dengan berbagai aktivitas ibadah selama bulan penuh. tak mau lekang waktu-waktu mustajab terlewati begitu saja oleh kaum muslimin yang menghabiskan dan mengisi Ramadhan dengan amalan-amalan terbaiknya. memasuki disisa-sisa Ramadhan terakhir menuju saatnya hari Kemenangan 1 Syawal 1444 Hijriah.
Apakah amalan-amalan dan rutinitas ibadah selama Ramadhan ini bisa menjadi ukuran untuk kita semua sebagai manefestasi ibadah selama 11 Bulan kedepannya?
Apakah amalan-amalan yang kita lakukan perlu peningkatan yang signifikan agar Tujuan dari Ramadhan itu sendiri bisa tersampaikan dengan sebaik-baiknya ?
hal-hal diatas yang menjadi pertanyaan penting bagi kita semua sejauhmana Kualitas yang dan kuantitas Ibadah kita kepada Allah SWT patut dipertanyakan kepada diri kita masing-masing. mengapa tidak ? karena yang mengetahui, merasakan, menghayati bahwa seorang muslim itu sendiri yang menjalankan ibadah yang nantinya dapat menghantarkan menjadi pribadi muslim yang istiqomah terbiasa dengan amalan-amalan terbaiknya. tidak mudah membentuk kepribadian yang taqwa dan taat atas perintah Allah SWT Perlu perjuangan dan keistiqomahan.
Suatu Perbuatan terpuji bukan dilihat dari Besar kecilnya amalan. melainkan Kecilnya Amalan bila dilakukan secara terus menerus (continous) maka akan menjadi amalan yang terbaik dan begitupula dengan amalan amalan besar semakin dilakukan rutin maka akan terbiasa dijalani dalam kehidupan kita sehari-hari. perlu Menjaga dan Meningkatkan baik kualitas dan kuantitas atas amalan-amalan kita agar mencapai Tujuan Ramadhan membentuk Muslim yang Taqwa.
Penulis pada kesempatan kali ini berpendapat bahwa untuk mencapai sukses Ramadhan Membentuk Pribadi Taqwa perlu mengahayati dan memaknai hal-hal yang telah kita lakukan dalam bentuk serangkaian ibadah selama bulan suci ramadhan diantaranya :
- Makna Puasa Ramadhan Membentuk Nilai Takwa
Dalam Firman Allah SWT pada Surat Al-Baqarah Ayat 183 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S Al-Baqarah;183)
Perintah Allah SWT diatas Puasa sebagai sarana membentuk Pribadi taqwa yang tidak terlepas dari Maknawiyah bahwa puasa itu sendiri merupakan ibadah yang Allah langsung menerimanya dan tidak satu manusia pun mengetahuinya berbeda dengan bentuk Ibadah lainnya yang bisa dilihat oleh Mahluk. Makna Puasa sebagai bentuk hubungan Vertikal kepada Allah, Puasa Ramadhan sebagai bentuk Taqwa Kepada Allah karena Puasa Sendiri itu kemampuan Seorang Individu untuk Menahan Diri dari segala bentuk Larangan atas hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Tidak makan dan minum disiang hari, tidak Ghibah membicarakan Aib Saudaranya, tidak menggunjing sesama dan segala bentuk larangan Allah SWT untuk Tidak dilakukan.
Ini senada dengan Definisi Taqwa itu sendiri, taqwa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala bentuk yang dilarang oleh Allah SWT.
Makna Puasa sebagai bentuk pengampunan kepada Allah SWT sesuai Hadist Nabi SAW :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
Barang siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari no. 2014)
Berdasarkan Hadist diatas sudah secara gamblang bahwa ibadah Puasa Ramadhan kita dengan penuh Keimanan dan mengaharapkan pahala serta ampunan Wahtisab maka dosa-dosa yang telah kita laukukan akan mendapatkan Ampunan Allah SWT.
Dengan pengampunan atas dosa-dosa 1 tahun lalu ini menjadi perwujudan ketakwaaan kita kepada Allah SWT. Seseorang yang telah mendapatkan ampunan dari Allah SWT akan merasa lepas dari segala belenggu dosa dan enggan berbuat dosa sehingga pribadi takwa senantiasa ada pada dirinya dengan gemar beramal sholeh.
- Makna Sholat Membentuk Nilai Taqwa
Nilai taqwa kita jumpai dalam sholat kita, Serangkaian Ibadah Sholat Fardhu, Qiyamulail yang kita laksanakan dibulan suci Ramadhan sejatinya mampu membentuk Nilai taqwa Kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
"Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR Bukhari dan Muslim).
Makna pada kata Ibadah (menghidupkan) dalam hadist diatas adalah mendirikan sholat Malam, tilawah dzikir kepada Allah SWT di sisi Ramadhan terakhir. Bagaimana malam-malam di pengujung ramadhan dihidupkan bangun malam Sholat Sunnah Qiyamulail insyallah dengan penuh keimanan dan harapan pengampunan atas dosa-dosa kita yanhg telah lalu Allah SWT akan ampuni.
Sholat juga sebagai bentuk implementasi taqwa dengan mencegah kepada perbuatan keji dan munkar, Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ankabut ayat 45:
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)”.
Sesorang yang telah mendirikan sholat tentunya akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar yang dilarang oleh Allah SWT ini memberikan makna didalam sholat terdapat makna pembentukan karakter pribadi seseorang yang bertaqwa karena salah satu tujuan sholat untuk mencegah terhindar dari hal-hal yang Allah SWT tidak Ridhoi.
- Makna Zakat, Shodaqoh Membentuk Nilai Taqwa
Apakah Kita Sudah membayarkan Zakat, gemar Berinfaq dan Shodaqoh hari ini ?
Membayar zakat adalah salah satu bentuk manifestasi ketaqwaan seseorang, dimana taqwa merupakan kunci dari pintu kesejahteraan, kepedulian sosial. Ini cerminan kepedulian kita dengan memberikan hak fakir miskin, Kaum Dhuafa, atas zakat. Zakat tidak dapat dipisahkan dari ketaqwaan.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 2-4 disebutkan ciri-ciri orang yang bertaqwa, yaitu mereka yang : beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat, menafkahkan sebahagian rezki yang dianugerahkan oleh ALLAH SWT, beriman kepada Kitab suci yang telah diturunkan ALLAH SWT, dan yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 2-4 :
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
Artinya :
(2) “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
(3) “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”
(4) “dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”
Dan diperjelas lagi pada surat Al-Imran Ayat 133-135 sifat- sifat orang yang bertaqwa :
۞ وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ ١٣٣
الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَۚ ١٣٤
وَالَّذِيۡنَ اِذَا فَعَلُوۡا فَاحِشَةً اَوۡ ظَلَمُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسۡتَغۡفَرُوۡا لِذُنُوۡبِهِمۡ
وَلَمۡ يُصِرُّوۡا عَلٰى مَا فَعَلُوۡا وَهُمۡ يَعۡلَمُوۡنَ ١٣٥
Pada ayat diatas ciri-ciri disebutkan bahwa orang-orang bertaqwa yaitu mereka yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit, menahan amarahnya, memaafkan kesalahan orang, mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.
Dari ciri-ciri dan sifat orang yang bertaqwa sebagaimana disebutkan diatas khususnya pada ciri : menafkahkan sebahagian rezki yang dianugerahkan oleh ALLAH SWT serta pada sifat : menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit adalah ciri dan sifat orang bertaqwa, karena membayar zakat serta mengeluarkan infaq dan shodaqoh merupakan manifestasi dari sikap menafkahkan harta. Zakat adalah ibadah yang memiliki dimensi vertikal dan horizontal. Yang mana dengan membayar zakat dan mengeluarkan infaq dan shodaqoh berarti kita telah melakukan bentuk ketaatan kita kepada ALLAH SWT dan sekaligus membantu sesama manusia yang kekurangan.
- Makna Tadarus Al-Quran sebagai Nilai Taqwa
Nilai Taqwa kita peroleh pada yakni mengimani Al-Qur’an, mengimani Al-Quran tidak hanya sekedar dibaca saja, dikaji dan di implementasikan sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Al Qur’an sebagai petunjuk dan tanpa keraguan sedikitpun didalamnya sesuai dengan Firman Allah SWT Pada al baqarah ayat 2 dijelaskan “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
Di bulan Suci Ramadhan, dimana disebut sebagai bulan Al_quran, bulan dimana Al-quran diturunkan sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Sudah semestinya kita mengamalkan al Quran dalam semua sisi kehidupan kita, pedoman dalam menata kehidupan sosial, negara, niaga dan lain sebagainya. Bila al_qur’an dijadikan sebagai pedoman insyallah nilai taqwa akan ada pada setiap pribadi seorang Hambanya Allah SWT.
Penulis Menyikapi bahwa Kesuksesan Ramadhan yang telah kita lalui selama 1 bulan penuh akan mampu menjadikan pribadi taqwa, nilai-nilai taqwa yang telah kita bentuk melalui serangkain amal ibadah Ramadhan yakni melaksanakan Ibadah shaum Ramadhan yang senantiasa membentuk Kepribadian jujur, istiqomah. Melalui Sholat malam kita,dzikir, sebagai bentuk ketaatan penghambaan kepada Allah SWT, melalui zakat Shodaqoh kita sebagai bentuk kepedulian sosial masyarakat, melalui Tilawah Qur’an, menjadikan al-Quran sebagai petunjuk tanpa ada keraguan didalamnya. Semuanya ini merupakan wujud ciri-ciri dan sifat Taqwa kepada Allah SWT. Ini semua akan kita selalu amalkan sehingga terwujudnya pribadi taqwa seorang tidak hanya pada saat Ramadhan saja bahkan menjadi ciri orang taqwa dengan amalan Khaffah Pasca Ramadhan.
Semoga di Ramadhan 1444 H membawa kepada kita kesuksesan menggapai Pribadi Taqwa yang menjadi cita-cita dari Shaum Ramadhan itu sendiri La'allakum tattaqun.. Amiin Ya Robbal Alamin
(Jamaluddin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H