Lihat ke Halaman Asli

Belajar Ikhlas dan Tulus dari Ban Sirap

Diperbarui: 27 Februari 2016   04:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tetap Jadi Dirimu"]Hidup adalah sebuah perjalan yang melibatkan perjuangan dan keyakina untuk menemukan kebahagiaan.

Namun tidak semua kita bertahan dengan jauh dan lamanya waktu untuk mendapatkan apa yang ingin kita dapatkan,dibalik rasa lelah yang tumbuh di kehidupan ini membuat manusia tidak sedikit memilih berhenti untuk menjadi pahlawan dirinya sendiri,apalagi harus menjadi pahlawan bagi orang.

Hidup memang selalu dikaitkan dengan singkat umur dengan makna dekat dengan jarak kematian,yang namun garis hidup untuk menemukan kebahagiaan jauh lebih sulit untuk mencari tau kapan waktu kematian tiba,itulah rasa lelah yang harus dihadapi oleh setiap manusia dalam menyelesaikan misi kehidupan.

jangan ragu dan tidak perlu untuk bimbang,karna Tuhan mengajarkan banyak cara untuk menggapai kebahagiaan bagi siapapun yang Ikhlas dan Setia dalam memperjuangkan hidupnya.

Siapapun kita, bagaimanapun bentuk fisik yang kita miliki,percayalah jika kesungguhan yang kita lakukan dengan penuh rasa Ikhlas dan setia terhadap apa yang kita perjuangkan, maka rasa lelah itu akan hilang dengan hampiran waktu kebahagiaan, bahagia saat menjadi mamfaat bagi kehidupan diri sendiri dan orang lain seperti layaknya Pahlawan

 lihat dan bayangkan jika ban sirap memang tidak diutamakan dalam perjalanan,namun dia selalu ada saat ban utama bocor dan mendadak dibutuhkan,
Dia selalu berada dibelakang kebahagiaan yang dikendarai manusia dan selalu siap menjadi terdepan saat diperlukan untuk menciptakan kebahagian manusia.

tidak jauh beda dengan sebuah perjuangan hidup, terkadang kita harus meminggir dari kebahagiaan sementara demi menyelesaikan perjuangan menanti kebahagiaan yang memang diahir tujuan hidup.

begitulah pentingnya ke Ikhlasan dan Setia yang perlu kita utamakan untuk mencapai kehidupan yang jauh jaraknya dengan kebahagiaan
Tidak perlu menjilat keringat yang asin atau rasa ingin pergi dari sebuah perjuangan, tapi setialah mempelajari bagaimana cara menanam ke Ikhlasan terhadap keringat yang keluar,belajar Ikhlas dari tajam dan kejamnya lika liku mencapai kebahagiaan. 

Karna ke Ikhlasan dan sebuah kesetiaan yang menekan hati untuk sabar akan menjadikan  perjuangan hidup berada pada posisi kebahagiaan,seperti ban sirap yang Ikhlas dan Setia menunggu dirinya untuk terpakai dan meras kebahagiaan bagi kehidupannya dan memberi mamfaat bagi kehidupan manusia lain yang membutuhkannya.

Lalu disitulah hati yang Ikhlas dan jiwa yang Setia berkata,ternyata kebahagiaan sesaat tidak selalu bisa menjamin kebahagiaan yang ada di ahir perjalanan.

Salam sukses pahlawan masa depan, semoga ke Ikhlas dan setia selalu ada bagi kita yang berjuang untuk menemukan kebahagiaan di ahir kesabaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline