Ketika memasuki bulan Muharram, sebagian kaum muslimin bersuka cita atas kehadiran bulan ini. Dilihat dari satu sisi, bahwa jika di kalender masehi terdapat bulan Januari sebagai awal memasuki tahun baru, maka di kalender Hijriyah yang merupakan kalender Islam terdapat bulan Muharram, bisa juga disebut ''Happy Islamic New Year''. Lalu apa istimewanya bulan yang disebut sebagai bulan suka sekaligus duka ini? Dalam sejarah, terdapat beberapa peristiwa yang penting untuk kita kenang, khususnya umat muslim di seluruh dunia.
Lebih dari itu, kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian di masa lampau. Pepatah dari nenek moyang kita mengatakan ''Pengalaman adalah guru terbaik di masa depan'',atau kata-kata fenomenal dari bapak proklamasi NKRI, Bung Karno '' Jasmerah: Jangan sekali-kali melupakan sejarah''.
Berikut rekam jejak peristiwa-peristiwa yang terjadi di Bulan Muharram. Pertama, bapak kita Nabi Adam a.s tercatat pernah sangat menyesal karena telah melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah Khuldi, sehingga Nabiyullah pertama ini diturunkan dari surga ke bumi. Kemudian Nabi Ibrahim dan Bunda Hawa ini bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Tepat di bulan inilah Allah menunjukkan bahwa Dialah Sang Maha Pengampun.
Kedua, pernah suatu ketika bumi ini diguncang oleh banjir yang sangat dasyat. Akibat lalainya umat Nabi Nuh a.s untuk memegang ajaran suci Tauhid. Sebelum banjir bandang itu terjadi, nabi Nuh sudah menyiapkan Kapal berukuran sangat besar untuk sisa umatnya yang masih beriman dan sebagian hewan. Maka dari itu, ketika air bah itu meluap, Nabi Nuh a.s dan penumpangya berlayar jauh sekali. Dan di bulan Muharram inilah kapal Nabiyullah Nuh a.s berlabuh di bukit Zuhdi.
Ketiga, Bulan Muharram juga menjadi bulan yang mulia. Bukan tanpa alasan, karena Nabi Ibrahim a.s selamat dari siksa keji Raja Namrud yang zalim serta kafir. Atas kuasa Allah, tungku api raksasa itu tidak berani membakar tubuh Khalilullah Ibrahim a.s, malah sebaliknya, sekujur badan Ibrahim a.s kedinginan. Keempat, bulan Muharram ini juga menjadi saksi akan ketabahan Nabi Yusuf a.s di balik hukuman jeruji besi atas fitnah jahat dari sang penggoda Zulaikha.
Sekian tahun ujian penjara dialami oleh Nabi tampan ini, sehingga kasih sayang Allah mengeluarkannya dari tempat pengasingan di Mesir kala itu.
Kelima, sempat Nabiyullah Yunus a.s merasa sedih karena dakwahnya kurang diterima dengan baik oleh umatnya. Hanya segelintir saja yang mau menerima risalah sucinya. Lalu Allah memberikan ujian naik level kepada Nabiyullah Yunus dengan memasukkannya ke perut Ikan paus.
Di perut ikan terbesar itu, Nabi Yunus tidak henti-hentinya menyebut nama Allah. Lagi, rahmat Allah selalu lebih besar dari murkanya, sehingga Allah mengeluarkan nabi Yunus a.s dari perut Ikan Paus itu, dan kembali menjalankan tugas kenabiannya.
Keenam, Nabi yang sangat sabar menanggung penyakit kulit stadium parah. Saking beratnya, sampai-sampai orang terdekatnya menjauhinya satu persatu. Peliharaan dan kebun-kebunnya habis tak tersisa. Nabi Ayyub a.s jatuh miskin. Di bulan Muharram ini pula, cinta Allah kepada kesabaran nabi Ayyub tercurahkan. Semua penyakit yang menghinggapi kulit nabi Ayyub diangkatnya dan perekonomian keluarganya kembali normal. Maha suci Allah. Ketabahan Ayyub a.s sungguh terpuji.
Ketujuh, Fir'aun geram dengan dakwah nabi Musa a.s. Dikejarnya Musa Kalamullah dan umatnya sampai ke laut merah. Hampir saja Nabiyullah mengalami jalan buntu. Keadaan mereka semakin terdesak. Ketika Firaun dan bala tentatanya mendekat, pertolongan Allah datang, tongkat pusaka itu membelah lautan luas, dan dengan ijin Allah Nabiyullah Musa dan pengikut setianya selamat dari kejaran raja ankara murka. Firaun pun tenggelam bersama antek-anteknya.
Bulan Muharram adalah bulan yang penuh dengan rentetan kejadian penting. Namun, tak cukup sampai disitu. Duka yang sangat mendalam juga dirasakan oleh cucu tercinta Rasulullah saw. 10 Muharram adalah tragedi pembunuhan sang penghulu Syuhada Sayyidina Husein bin Ali bin Abu Thalib. Tanah Karbala menjadi saksi kesyahidan al-Husain. Maka dari itu, beberapa peringatan Asyura di nusantara, seperti acara Tabot di Bengkulu atau sajian Bubur Syuro di Jawa turut serta untul mengenang peristiwa bersajarah ini.