Lihat ke Halaman Asli

Senja Untuk Sang Adzan

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Batu besar menghadap ke barat di batas kampung

Sejak sepuluh tahun masih begitu saja

Galau dan kasmaran masih tertinggal disana

Terlihat saat ku langkahkan kaki menuju surau

Sebelum adzan memanggil sengaja ku paku kaki di atas batu

“tidak .. kau sudah jauh sekarang, kenapa masih disitu.. juga aku”

Dan terlihat, kupotong senja itu dan kuberikan sampai dia gemilang ke emasan

Apa harus kubercinta dengan batu itu hingga kurasai dia?

Dahagaku tetap bersarang sedari kau pergi sepuluh tahun sudah

Hingga raung adzan aku gegas kau tercabut

Sudah aku tanya Tuhan, katanya “belah saja batu nya, ambil kembali potongan senja itu,

Karena bukan untuk dia.”

Dan terenggutlah lewat angin segenap rasa yang membelah jiwa

Begitu pun gilang kencana tertelan panggilan adzan

Sampai pagi melahirkan pajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline