Lihat ke Halaman Asli

Pernikahan Adat Jawa, Pantangan di Bulan Syuro

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menikah dengan prosesi adat Jawa sangat unik, semua hal mengandung makna2 yg tersirat. Makna-makna yang berisi doa, harapan dan tujuan hidup. Namun ada kalanya hal-hal tersebut muncul menjadi mitos dan telah mendarah daging dalam kehidupan bermasyarakat di tanah Jawa. Sebut saja misalnya mitos Pantangan menikah atau punya hajatan di bula Syuro. Dalam ajaran Islam, bulan tersebut sering dikaitkan dengan sial, atau kemalangan. Pada jamannya dulu, sebelum jaman Nabi Muhammad, melakukan peperangan tidak boleh dilakukan di bulan itu, karena menyebabkan banyak hal kesialan. Meskipun lalu diluruskan oleh Nabi Muhammad sendiri bahwa hal itu tidaklah benar, karena baginya semua bulan adalah baik adanya. Namun kepercayaan yang terlanjur berkembang di tanah Jawa adalah bawasannya bulan itu penuh kesialan. Karenanya bagi sebagian besar masyarakat Jawa berpantang melakukan hajatan di bulan Syuro, karena akan membawa dampak sial bagi pelakunya. Dasar pemikiran2 tersebut berkembang dan makin berkembang dan disepakati sebagian besar masyarakat Jawa bahwa melakukan hajatan pernikahan) di bulan Syuro itu pamali, dan membawa ketidak berhasilan.

Disaat ini lah pekerja wedding senantiasa selalu sepi order di bulan Syuro. Hal tersebut juga yang kami rasakan sebagai foto-videografer wedding. Pemikiran akan sialnya bulan Syuro sudah mengakar ke masyarakat Jawa, sehingga menjadi mindset juga tentang hal itu. Ditambah pengaruh bawah sadar manusia bahwa Syuro sama dengan kegagalan. Pemikiran bawah sadar ini dirasakan sebagian besar masyarakat Jawa, sehingga sampai sekarang menganggap menikah di bulan Syuro tidaklah baik.

Demikian tentang pantangan menikah di bulan Syuro.

Jalutajam Photoworks

081567664390 - 3287D1EE

jalutajam@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline