Lihat ke Halaman Asli

rinduku karena benciku dengan closet

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balap. Sumber ilustrasi: PEXELS/Pedro Sandrini


maaf sebelumnya jika tulisan saya terkesan jorok,yaaah mau bagaimana lagi lah wong saya juga pengin nulis kaya sampeyan sampeyan semua dan ya ini yang bisa saya tulis (efek demokrasi)

kembali kemasalah kangen kampung halaman dan kangen eek disungai yang jernih dengan suasana asri alam pedesaan yang benar benar saat ini saya rasakan.

sampeyan sampeyan boleh kok berfikir saya nda waras atau apalah,sampai sampai masalah buang hajatpun dituangkan kedalam tulisan yang bisa jadi dibaca banyak orang (hehe kalau ada yang sudi membacanya)

jika belum atau tidak pernah dilahirkan sebagai seorang anak desa yang hidup akrab dengan alam mungkin kata yang pertama meluncur dari mulut kita pastinya "jorok".

tetapi tidak dengan kami anak2 desa yang sejak kecil bersahabat dengan alam.

eek disungai dengan pemandangan alam pedesaan mempunyai kenikmatan tersendiri,jangan membandingkan dengan orang yang sedang eek disungai2 dikota besar seperti jakarta yang airnya saja sudah tercemar (oleh faktor lain)karena pasti itu makin tercemar.

justru menurut kami (anak2 desa yang sependapat dengan saya) eek disungai adalah wujud cinta lingkungan.

karena memang yang saya lihat seperti itu.

dulu ketika saya masih kecil dan closet atau wc belum begitu populer didesa saya.

sungai sungai kecil maupun besar menjadi tempat yang begitu nyaman untuk berbagai jenis ikan.

dan seingat sayapun.. dulu padi yang tumbuh disawah sawah kanan kiri sungai tidak begitu banyak membutuhkan pupuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline