Lebih bijak lah menggerakkan jemarimu di media sosial. Karena apa pun yang kau tulis atau unggah di media sosial bisa berdampak kepada orang lain. Terlebih unggahan tersebut bersifat menghakimi atau menyebarkan informasi yang perlu ada konfirmasi.
Jangan sampai unggahan di sosmed bisa merusak kehormatan bahkan merusak rezeki seseorang.
Kalimat ini sangat cocok untuk menggambarkan sebuah peristiwa yang terjadi di Kabupaten Madiun, Jawa Timur akhir Januari 2020. Beberapa hari terakhir, masyarakat Madiun digegerkan dengan sebuah video berdurasi 24 detik yang berisi tentang dugaan bakso yang terbuat dari daging tikus.
Dalam video yang direkam dua orang perempuan itu memperlihatkan bakso yang sudah diacak-acak kemudian ditemukan potongan daging di dalamnya. Kedua perempuan itu meyakini bahwa potongan daging itu adalah potongan kaki tikus.
Salah satu perempuan, di dalam video itu, menunjukkan potongan daging kecil itu ke arah kamera dan dibumbui dengan kata-kata potongan kaki tikus.
Keyakinan kedua perempuan itu semakin bulat setelah mereka mencari di internet bentuk kaki tikus. Kata perempuan itu, potongan daging yang ditemukan dalam bakso itu sama dengan kaki tikus.
Video yang menyebar secepat kilat itu pun menjadi konsumsi banyak orang. Video itu tersebar dengan mudah melalui grup-grup WA. Satu anggota grup WA itu kemudian mengirim ke grup WA yang lain. Hingga akhirnya tersebar dan banyak orang yang menontonya.
Setelah video itu tersebar, diketahui bahwa perempuan itu membeli bakso tersebut di salah satu warung bakso di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Kemudian apa yang terjadi? Warung bakso itu sepi pembeli.
Karena orang-orang beranggapan bakso yang dijual di warung tersebut menggunakan daging hewan pengerat. Padahal, belum ada pemeriksaan ilmiah yang membuktikan daging yang digunakan untuk membuat bakso itu dari daging tikus. Itu masih asumsi dua perempuan pembuat video tadi.
Karena video yang viral itu, petugas kepolisian dari Polres Madiun bergerak cepat untuk menangani kasus ini. Para pihak yang bersangkutan seperti penjual bakso, dua perempuan pembuat video, dan penyetok bakso telah dipanggil dan dimintai keterangan. Polisi juga mengambil sampel daging bakso untuk dilakukan di laboratorium Balai Veteriner di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Setelah diuji di laboratorium itu, hasilnya bakso tersebut tidak mengandung daging tikus. Melainkan murni daging sapi. Kalau anggapan dua perempuan itu daging yang ditemukan di bakso merupakan bagian kaki tikus.