Lihat ke Halaman Asli

Rijal Zulkarnaen

Conten Writer | Ingin menjadi jurnalis | Ingin menjadi sosiolog.

Artificial Intelligence (AI) Dalam Kaca Mata Sosiologi

Diperbarui: 19 Februari 2023   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence (AI) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia. AI memungkinkan mesin untuk memproses informasi dan belajar dari data, membuat keputusan, dan bahkan melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia.Seperti halnya teknologi baru lainnya, pengenalan AI juga memerlukan pandangan sosial yang komprehensif untuk memahami dampaknya pada masyarakat dan lingkungan.

Dalam perspektif teori sosiologi, AI dapat dianalisis menggunakan beberapa teori utama, seperti teori sistem sosial, teori konflik, dan teori interaksi sosial.

Teori-teori ini dapat membantu memahami bagaimana AI beroperasi dalam masyarakat, bagaimana dampaknya pada interaksi sosial dan kehidupan kerja, dan bagaimana teknologi ini mempengaruhi struktur sosial.

Salah satu teori sosiologi yang relevan untuk memahami AI adalah teori sistem sosial.

Teori ini menganggap masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Dalam perspektif ini, AI dapat dilihat sebagai elemen yang mempengaruhi sistem sosial secara signifikan.

AI digunakan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, industri, dan pemerintahan. Teknologi ini dapat membantu mempercepat produksi dan memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, dan bahkan membantu mengoptimalkan kebijakan publik.

Namun, penggunaan AI juga dapat memicu beberapa tantangan sosial. Dalam pandangan teori konflik, pengenalan teknologi AI dalam beberapa kasus dapat mengurangi pekerjaan manusia dan mengubah struktur ekonomi dan sosial secara signifikan.

Hal ini dapat memicu konflik antara pemilik modal dan tenaga kerja yang mungkin akan kehilangan pekerjaan karena adopsi teknologi ini.

Di sisi lain, teknologi ini juga dapat memungkinkan pekerjaan yang lebih produktif dan mengurangi beban kerja, sehingga memicu konflik antara kelompok yang memperoleh manfaat dari teknologi dan kelompok yang tidak.

Teori interaksi sosial juga dapat digunakan untuk memahami bagaimana AI mempengaruhi interaksi sosial.

AI memungkinkan orang untuk berinteraksi dengan teknologi dalam cara yang sebelumnya tidak mungkin, seperti memerintahkan asisten virtual, berinteraksi dengan chatbot, dan menggunakan teknologi AR/VR. Dalam beberapa kasus, teknologi ini dapat mempengaruhi cara orang berinteraksi dengan dunia nyata, baik secara positif maupun negatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline