Lihat ke Halaman Asli

Andai Rumput Dapat Menjadi Jati

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Andai Rumput Dapat Menjadi Jati

Andai kau tau jati tentang apa dan bagaimana yang terjadi di istana. Raja selalu menyalahkan permaisuri tentang semua yang terjadi. Kepergianmu selalu saja membuat raja geram dan selalu memarahi permaisuri. Sungguh tak sanggup aku melihatnya.

Belum lagi tuan putri yang selalu bertingkah dan membuat hati ibu permaisuri sedih, tak kuasa aku melihat semuanya. Apalagi ketika tuan putri kumat dan memaki-maki ibu permaisuri, sungguh hancur hatiku. Kau tau kan apa yg ku lakukan, aku berusaha membela ibu permaisuri tapi walhasil aku yang d marahi raja.

Oh jati cepatlah kau kembali ... Sungguh berat semua ini ku jalani sendiri ...

tak jarang ku rasakan akan kejenuhan semua ini, ingin rasanya ku berteriak 'Tuhan tolong aku ... Sungguh aku tak sanggup jalani semua ini' ingin rasanya aku menyerah dan meninggalkan semua tanggung jawab ini, sering muncul sifat egoisku 'aku ini kan rumput yang selalu berdendang ria, di saat-saat ini semua kawan-kawan seusiaku menikmati hidupnya dengan indah happy-happy dan sepuasnya, lantas untuk apa aku harus memang tanggung jawab sebesar ini? Ini bukan tugasku, lebih baik aku pergi sajalah' tapi akhirnya aku pun tersadar 'kalau bukan aku lantas siapa lagi yang meneruskan kerajaan ini?'.

Ku coba bertahan, walau terkadang ku tak kuasa mendengar cemoohan para tetangga akan diriku. 'sudahlah, biarkan saja ... Kalau bukan aku lantas siapa lagi yang meneruskan semua ini, semakin lama raja dan ibu permaisuri semakin ketergantungan denganku, dan semua yang berjalan ini kalau bukan aku yang menjalaninya dan meneruskannya lantas siapa lagi???' hanya itu yang dapat menghiburku dan menjadi semangatku untuk terus berjalan melangkahkan kakiku dan ku jadikan senyuman ibu permaisuri sebagai kekuatanku.

Jati ... Cepat lah kembali, sungguh aku tak sanggup memikul beban dan tanggung jawab ini sendirian.

Sungguh ... Semua kejadian ini dan semua yang berjalan ini membuatku sangat menghormatimu jati, slama ini aku hanya senang-senang saja dan selalu berkata 'namanya juga anak bontot, wajar dong kalau dimanja' tapi kini tidak ada kata itu lagi, malah semua itu salah dan yang benar adalah 'siapa bilang bontot itu manja, bontot itu kuat, malahan bontot itu jauh lebih kuat dari anak tengah dan anak awal'

oh jati ... Cepatlah kembali, lawanlah semua orang-orang yang telah menjahatimu sayang, lawanlah dengan kekuatanmu, lawanlah dengan cinta kasihmu pada kami, lawanlah jatiku sayang ... Disini kami selalu merindukanmu jatiku sayang ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline