Lihat ke Halaman Asli

Epetebang

untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

Me"Layang" lah Pak Jacobus...

Diperbarui: 19 Desember 2017   00:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: semapo-news.com

Kabar duka menyelimuti warga Pontianak, khususnya warga Dayak Kalimantan Barat pada hari minggu, 17 Desember 2017. Sekitar pukul 15.00 wib di Rumah Sakit Antonius, Pontianak, telah dipanggil ke hadapan Sang Khalik,  Jacobus Emilianus Frans Layang. Saya berkewajiban untuk menulis di kompasiana ini perihal beliau karena beliau mempunyai peran penting dalam momentum "kebangkitan" masyarakat Dayak di Kalimantan Barat dari kungkungan ketidakadilan rejim.

Jacobus Emilianus Frans Layang yang akabr disapa Pak Jakobus, adlaah Bupati Kapuas Hulu, Provinsi  Kalimantan Barat periode 1995-2000. Semasa kuliah beliau pernah menjadi Sekjen PMKRI cabang Pontianak Tahun 1974-1975 dan Ketua Presidium PMKRI Pontianak  Tahun 1977-1978. Ketika terjadi konfrontasi dengan Malaysia (1963-1966) Pak Jacobus sudah aktif melakukan perlawanan.

Tonggak Dayak

Pak Jacobus menjadi populer dan menjadi "penjagaan" di akhir rejim Orde Baru ketika beliau aktif memprotes ketidakadilan politik kala Golkar sebagai partai penguasa kala itu tidak mencalonkan dan memilih LH. Kadir sebagai bupati Sintang. Padahal LH Kadir sungguh layak menduduki jabatan itu (sekedar ingatan kita, kala itu partai bisa dikatakan hanya ada satu, yakni Golkar; sedangkan PDI dan PPP hanya penggembira saja). Pak Jacobus dan sejumlah tokoh Dayak dan bersama mahasiswa Dayak di Pontianak dan Sintang protes dan melakukan demonstrasi. 

Di Pontianak, demonstrasi dilakukan di kantor DPD Golkar di Jalan Jendral Urip (deretan Mal Matahari). Sekitar 200 an mahasiswa Dayak dan masyarakat umum berunjuk rasa, minta DPD Golkar mencabut keputusannya yang tidak memilih LH Kadir sebagai bupati Sintang. Bagi saya, demo ini berkesan karena itulah pertama kalinya ikut demonstrasi sebagai mahasiswa.

Tentu keputusan yang sudah dibuat Golkar tidak bisa dicabut. Untuk meredakan kekecewaan masyarakat Dayak dan agar tidak meluas gelombang protesnya, kabar angin yang kami dengar kala itu, Bupati Kapuas Hulu, yang akan pemilihan setelah Sintang, akan dijatahkan untuk putra Dayak. Apakah kabar angin itu benar, yang pasti kenyataannya, Pak Jacobus memang dipilih Golkar sebagai Bupati Kapuas Hulu periode 1995-2000.

Saya terkesan dengan Pak Jacobus karena beliau senang membaca dan menulis. Bukunya yang cukup populer adalah "Perang Madjang Desa". Jarang ada pejabat yang mau menulis buku. 

Selamat Jalan Pak Jacobus, Me-Layang-lah menuju alam keabadian. Kami pasti akan selalu mengenang jasa Bapak...RIP.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline