Lihat ke Halaman Asli

Epetebang

untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

Kalimantan Milik Orang Dayak?

Diperbarui: 8 April 2016   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gawai besar tersaji di rumah Radakng Pontianak, Kamis 7 April 2016. Sebanyak 350 pengurus dari 6 majelis pertimbangan dan 344 pengurus Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) masa bakti 2015-2020 resmi dilantik oleh Cornelis, yang juga Gubernur Kalimantan Barat, setelah pengukuhan dirinya menjadi presiden secara adat.

Pengukuhan presiden dan pelantikan pengurus dihadiri gubernur dan bupati se-Kalimantan, pengurus masyarakat Dayak di Kalimantan Indonesia, Sabah, dan Sarawak Malaysia. Selain itu juga dihadiri perawkilan seluruh etnis seperti Tionghoa, Madura dan Melayu dan lainnya.

Apa yang dipesankan dan disampaikan Presiden MADN dalam sambutanya?

Menurut Cornelis tujuan MADN adalah bagaimana sebagai orang Dayak bisa menjadi tuan di negerinya sendiri. Selain itu agar masyarakat Dayak tidak hilang dan jangan terkotak-kotak dalam agama.

"Agama jangan menjadi persoalan. Tidak boleh menyekat-sekat. Ambil contoh saja Batak dengan berbagai agama, namun marga Batak-nya tetap tertulis. Kita ini setelah masuk salah satu agama, lalu lupa diri," ucapnya seperti dimuat Koran Tribun Pontianak (8/4/2016).

Dalam bidnag  politikterutama politik praktis, “Jangan dibawa ke sana karena di dalam ini bermacam-macam orangnya dari berbagai partai, tetapi bagaimana hal itu berguna untuk kepentingan masyarakat Dayak. Kalau pendidikan politik, itu bisa, itu namanya pembelajaran dan pencerahan, tetapi kalau untuk kepentingan kelompok jangan dibawa-bawa karena nanti akan pecah dan berkelahi," tegasnya.

Menurut MADN merupakan lembaga independen untuk membantu pemerintah dalam rangka percepatan pembangunan di semua sektor. Tugas sekarang ialah bagaimanma sebagai warga negara Indonesia dapat menjadi warga yang terhormat karena dipandang oleh negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

"Ini tujuan kita menunjukkan keberadaan kita ini ada. Saya bukan omong kosong, bukan ngarang atau menduga-duga. Secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Baik menurut antropologi budaya maupun forensik, Kalimantan ini milik orang Dayak" tegasnya.***

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline