Mulai hari ini, Jumat 29 Januari 2016 saya berhenti berlangganan telpon rumah dan speedy yang dikelola PT Telkom. Ini puncak kekecewaan saya sebagai pelanggan yang setia dengan telkom sejak tahun 2000. Bagaimana tidak kecewa, saya harus membayar beban, sementara telpon rumah dan speedy sejak tanggal 25 Desember 2015 hingga hari ini (29/1) tidak berfungsi. Sudah dilaporkan via telpon tiga kali; sudah dicatat petugasnya, tapi tidak ada yang datang memperbaiki. Saya laporan langsung ke kantor PT Telkom di Jalan Teuku Umar, Pontianak, juga sampai hari ini tidak ada respon.
Sungguh ironis: di tengah persaingan jasa telpon rumah denfan telepon seluler yang ketat, telkom tidak mempu memuaskan pelanggannya dengan layanan terbaik. Kalau begini gambaran kinerja PT Telkom, lama-lama perusahaan plat merah yang didanai dari uang rakyat ini bisa ambruk.
Yang membuat saya kecewa juga dengan telkom adalah ketidakadilan terhadap konsumen. Kalau konsumen tidak membayar sampai akhir bulan, maka jaringan telpon diblokir. Giliran jaringan telpon rusak, telpon tidak bisa dipakai, konsumen tetap harus membayar tagihan beban/abonemen. Mestinya kalau telpon tidak bisa dipakai, mbok ya ndak usah bayar...
Saya berharap apa yang saya alami tidak dialami pelanggan telkom lainnya. Selamat tinggal nomro 0561885436 yang sudah menjadi bagian hidup kami sekeluarga selama belasan tahun.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H