Lihat ke Halaman Asli

Pasang Surut (Semangatku)

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasang surut.., naik turun.., begitulah kiranya semangat yang saya punyai sekarang. Tanpa ada konsistensi pada kemampuan dan keyakinan saya sebelumnya. :( Sedih rasanya jika harus merasa begini. hati rasanya oohh...tak tenang sekali. Dari pagi keluar mencari celah pencerahan berharap mendapat kepastian untuk memperoleh pekerjaan agar tak lama-lama nganggur dan kelamaan numpang di kontrakan teman. Tapi ternyata susah ohh susahnya minta ampun, serasa harus melalui hambatan dan aral yang melintang lebih dahulu(begitulah kiranya saya mengungkapkan dengan lebainya). Bagaimana tidak, tujuan ingin pergi ke Cikande ternyata nyasar sampe kemana-mana, mau balik arah, eh ternyata nyasar lagi, akhirnya dengan bantuan abang tukang ojek(bukan tukang baso) saya berhasil sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan sentosa, walau harus mengeluarkan biaya transport 3x lipat sekali jalan.

Begitu saya sampai di tempat dan saya menanti untuk interview di mulai saya merasa yakin ingin dan bisa diterima di perusahaan itu. Semuanya berjalan dengan lancar begitu saja, hingga saya diajak dalam suatu diskusi yang mempertaruhkan antara hidup dan mati seorang pejuang, disitu saya akhirnya mendengarkan semuanya yang ternyata membuat saya meragu untuk menerima pekerjaan itu, bukan karena itu pekerjaan yang haram, tapi karena pekerjaan itu tidak sesuai dengan penghasilan yang saya harap(maklum mata duitan), selain itu saya juga mendapat fasilitas mesh untuk tempat tinggal selama saya bekerja(senang:D),tapi yang membuat saya teramat sedih adalah JARAKNYA ITU LHO YANG JAUH BANGET, 8KM DARI TEMPAT KERJA. Kalau harus jalan tiap hari, saya yakin dalam jangka waktu yang tidak lama kaki saya akan berubah bentuk tak seperti adanya., kalau harus naik kendaraan umum pasti pengeluaran saya akan membengkak.(maklum saya hanya orang yang sederhana, dan sebaik-baiknya saya akan berpola hidup yang sesederhana mungkin).

Oohh Tuhan... mengapa Engkau ciptakan diriku dengan perasaan yang selalu kurang dan tak pernah puas serta tidak pandai bersyukur atas apa saja yang telah Engkau berikan.. :( (semakin sedih jadinya)

adakah dari anda kompasianer yang senasib dengan saya??

salam . . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline