Setiap keluarga memiliki cara dan ciri melakukan liburannya masing-masing. Mulai dari liburan yang mahal sampai liburan yang paling hemat sekalipun. Tujuannya tetap sama, membangun kebersamaan, menciptakan keharmonisan, memahat pengalaman yang menyenangkan dan tentu saja harus ada unsur pendidikannya. Bagi orang yang beruang bamyak, memilih vakasi di mana pun tentu tidak ada masalah, hanya tinggal menyocokan waktu, reserpasi dan berliburlah. Sementara bagi keluarga yang beruang agak banyak alias pas-pasan, berlibur beserta keluarga, sepertinya merupakan agenda yang disamarkan, bahkan kalau bisa dilupakan saja.
Namun, menurut hemat saya, belibur apalagi dengan keluarga adalah hal yang tetap harus ada.Kalau bisa, diagendakan secara rutin, hitung-hitung melepas penat setelah setiap hari berkutat dengan berbagai macam pekerjaan. Apalagi waktu bercengkrama bersama anak dan istri, lebih berharga dari apapun juga. Karena hubungan emosional di dalam rumah dengan di luar rumah tentu akan sangat berbeda rasanya.
Keluarga kami memang bukan termasuk goloangan keluarga beruang banyak, dan belum pernah melakukan liburan keluarga ketempat yang jauh apalagi kalau sampai menginap di hotel. Namun, belibur bersama keluraga tetap kami agendakan, meskipun kami lakukan hanya di dalam kota saja. Yang penting, esensi liburannya tetap tercapai.
Ada hal yang menjadi ciri khas keluarga kami saat berlibur. Awalnya ketika putra kami menginjak usia dua tahun. Kegandrungannya kepada kereta api begitu menggila, mungkin karena lokasi rumah kami bersebelahan dengan rel kereta. Mulai dari lagu kesukaan "naik kerat api", mengoleksi kereta api mainan dan menempel gambar kereta api dari berbagai negara di dinding, menjadi awal liburan keluarga kami yang hemat dan menyenangkan.
Agenda rutin liburan keluarga kami adalah naik kereta api rangkaian disel atau KRD jurusan Bandung-Cicalengka. Selain harganya terjangkau, anak kami begitu senang dan antusias. Sepanjang perjalanan yang memakan waktu dua jam pulang pergi, anak kami tak henti bertanya dan mengeksplorasi keadaan sekeliling. mulai dari pertanyaan mengenai gerbong, nama-nama stasiun perhentian, sawah, gunung dan tentu saja pedagang asongan.
Sesampainya di tujuan, kami turun menyusuri seputar stasiun, lalu berhenti di sebuah warung baso langganan. Kami makan siang bersama dengan penuh suka cita. Setelah kenyang dan rehat sejenak, kami pun kembali membeli tiket pulang ke Bandung. Dan setibanya di rumah, betapa riangnya wajah putra kami yang berceloteh kepada teman-temannya. Wah, betapa senangnya kami sekeluarga, liburan yang tidak terlalu melelahkan, tidak memakan biaya banyak namun begitu berkesan.
Sejak saat itu, kegiatan berlibur keluarga kami dengan KRD menjadi agenda yang mengisi hari-hari kami. Walaupun tidak musti sebulan sekali, yang penting liburan keluarga tetap terlaksana, hemat, mendidik dan menyenangkan. Selamat berlibur...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H